지루한 : Hold me

136 14 10
                                    

Author POV

"Enyahlahh!!" Jerit Haera dari dalam.

"Ayolah. Kita butuh berkali-kali untuk melakukannya!!!" Jay balas menjerit. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Kenapa lagi dengan gadis itu?

Sujin tiba-tiba saja datang terburu-buru dan berusaha membuka pintu. Sial. Pintu milik Haera belum juga diperbaiki.

Padahal sudah hampir satu Minggu, pintunya tidak pas menutup dan tidak bisa terkunci dengan benar. Seringkali Haera terkunci dari luar dan berakhir terdampar di kamar Sujin.

"Haera!" Sujin masih berusaha mendorong pintu itu. "Jay, bantu aku mendobrak pintu ini. Cepat!"

"Eoh? Ba-baiklah."

"Sujin!! Kau disana?!!" Haera menjerit dari dalam. "Aku tidak bisa berdiri!"

Sujin mendengar itu, ia semakin panik dengan keadaan di dalam sana. "Jay, kita dorong bersamaan. Satu! Dua! Tiga!!"

Pintu itu berhasil terbuka. Haera terkapar di lantai dan dengan cepat Sujin menghampirinya. Sujin memeriksa temperatur tubuh Haera dengan cemas. "Kau panas,"

Jay hanya menampakkan wajah bingung. "Sujin, dia masih hidup?"

Sujin menoleh pada Jay dan menjerit. "Yaa! Jangan bercanda!!" Ia berdiri dan mengangkat telponnya. "Jay!! Angkat Haera ke tempat tidur. Aku akan ke depan sebentar." Sujin menepuk bahu Jay lalu keluar.

"Kau mau kemana?? Jangan tinggalkan aku. Heyy." Protes Jay saat Sujin sudah tidak terlihat dari pandangan Jay.

Ia bernapas dengan kasar, "Lagi-lagi menyusahkan orang seperti ini." Jay manatap tubuh Haera yang tergeletak itu.

Tak butuh waktu lama, Jay pada akhirnya mengangkat gadis itu dan menidurkannya di tempat tidur.

"Badannya sangat panas," ia menempelkan telapak tangannya pada dahi Haera diam-diam barusan. Jay menarik selimut dan membentangkannya menutupi separuh tubuh Haera.

Sejenak ia memperhatikan wajah pucat gadis yang sempat mengisi harinya kemarin. "Akan lebih seru jika kau menyebabkan masalah," gumamnya.

Sujin datang dengan diikuti oleh seseorang dibelakangnya. "Tolong periksa keadaan temanku, dari kemarin dia sudah terlihat tidak baik."

Jay menoleh pada mereka, Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya sebelum ini pikir Jay kemudian melangkah menjauh membiarkan orang itu dengan leluasa memeriksa kondisi Haera.

"Ahjussi itu adalah dokter di rumah sakit di depan sana. Dia dapat dipercaya," ucap Sujin.

Jay mengangguk pelan lalu berkeliling melihat-lihat benda yang terpajang di rak Haera. "Eoh?" Jay tersentak saat melihat sebuah foto frame. "Siapa gadis gendut ini? Dia sangat jelek sama seperti dirinya," bibir namja itu sedikit tertarik ke samping menertawakan gadis itu.

Jay masih belum puas melihat-lihat sekeliling. Sementara itu, dokter selesai memeriksa kondisi Haera.

"Dia hanya kelelahan dan kadar asam lambungnya sedikit lebih tinggi dari yang seharusnya. Aku akan memberikan beberapa obat, semoga ia akan segera pulih."

"Baiklah, terimakasih Ahjussi. Bilang pada ayah kalau aku baik-baik saja disini," Sujin menunduk berterimakasih menunjukkan sopan santunnya pada ahjussi itu.

"Algeseumnida, nona." Ahjussi itu membalas dan berjalan menuju sofa. Mengeluarkan beberapa obat-obatan dan menaruhnya di atas meja. "Ingatkan temanmu untuk meminum obat-obat ini dengan teratur. Saya sudah menuliskan semuanya di kertas ini,"

Ahjussi itu berdiri. "Nona, saya akan pergi." Pria itu membungkuk sebentar lalu pergi meninggalkan Sujin dan Jay yang tertampar karena ia merasa sangat idiot di antara mereka.

༺ Bang's School ༻(ENHYPEN Fanfiction)Where stories live. Discover now