Angel : 내 보호자

45 7 4
                                    

Setelah sekian abad, berkutat dengan jurnal dengan deadline! Gue kembali 🤧

Yuklah gw butuh semangat lagi nih buat nulis.

Vote dan komennya yaa janlup

Ohiya spoiler dikit ah..

Spill ga nih?

Skuy langsung aja!
(☞^o^) ☞

Haera berhasil keluar dengan selamat dari gedung yang memuakkan itu. Tentu saja dengan bantuan namja misterius tadi.

"Uhukk," Haera terbatuk pelan saat mereka sudah di area parkir. Haera merasa risih sekaligus insecure saat lengan namja itu mengelilingi pinggangnya yang lebar. Sejuta pemikiran buruk muncul di otaknya dalam waktu bersamaan.

Namja itu justru nampak sangat khawatir sambil menatap Haera dengan lembut. "Sebentar, kau duduklah dulu disini. Akan aku ambilkan minum." Namja itu memapah tubuh Haera dengan sangat berhati-hati seolah Haera adalah barang yang mudah rapuh.

Haera tersenyum kikuk sambil menatap namja itu berlari menuju sebuah mobil SUV putih di ujung sana kemudian membuka pintunya dan mengambil sebotol air dari dalam.

Haera seolah terpana saat namja misterius itu kembali berlari kearahnya dengan penuh keringat di wajah dan sekitar leher.

Cukup lama, Haera memandangi namja itu, tanpa sadar si empunya sudah berjarak sangat dekat dengan wajahnya. "Minumlah, kau dehidrasi." Ucapnya sambil menyerahkan sebotol minuman itu pada Haera.

Haera buru-buru meloloskan segala macam yang terlintas di otaknya, dan menerima tawaran minuman dari namja itu.

"Oh tunggu dulu," baru saja Haera ingin mengambil minumannya, namja itu menariknya kembali.

Haera sontak saja terkejut dengan apa yang dilakukan namja di hadapannya. Ia membukakan botol minuman itu dan menyerahkan botol yang sudah terbuka pada Haera.

"Te-terimakasih"

Namja itu mengelap peluhnya dengan kain dari dalam saku celananya kemudian duduk di sebelah Haera tanpa banyak berbicara.

Cukup lama terjadi keheningan diantara mereka. "Sudah merasa baikan? Kau bisa berdiri? Aku akan mengantarmu kembali ke rumah." Namja itu mengulurkan tangannya yang dibalut sarung tangan hitam.

"...." Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat Haera berbicara.

Namun namja ini berhasil membujuknya. "Aku tidak akan macam-macam, aku hanya ingin menjamin keselamatan mu. Ma-maksudku orang yang sedang sakit seperti mu."
_________

"Akhirnya, misi ku berhasil juga." Jay mengembuskan napasnya panjang tanda lega. Saat ini ia masih di depan rumah Haera.

Jay menurunkan kaca jendela SUV miliknya dan melonggokkan kepala keluar menatap salah satu jendela di lantai 2 rumah itu. Yahh, mungkin saja ia bisa melihat Haera dari sini.

Drttt drttt

Ponselnya berdering, Sunghoon menelponnya.

"Ne, ada apa?"

"Ya? Eodinyago?" (dimana kau?)

"Aku? Ohh aku bosan dan akhirnya keluar dari pesta yang membosankan itu."

"Kenapa? Kau sekarang dimana? Haera menghilang saat ini!"

Jay berpura-pura terkejut. "Eohh?? Haera menghilang? Bukannya gadis gila itu memang sering melakukan hal hal seperti itu?"

"Tidak peduli. Yang penting aku sudah memberikan info ini padamu." Jawab Sunghoon.

"Kalau begitu, aku akan langsung pulang. Kau bersenang-senang saja disana. Puaskan dirimu!" Tutupnya kemudian langsung menancap gas.
________

"Bagaimana ini?" Haera mengalami dilema berat saat ini. Memilih apakah dia akan mengirimkan pesan permintaan maaf' pada Jay atau tidak.

"Jika dia membacanya apakah dia akan makin macam-macam padaku?" Haera saat ini sedang berbaring di atas ranjang besarnya kemudian menggelepar karena dilema itu.

"Arghh, omong kosong. Namja bodoh seperti dia tidak usah dipedulikan." Satu persatu huruf dihapus olehnya dengan tidak sabaran.

Namun tidak sengaja, ibu jarinya menekan tombol kirim. Dan.
________

Jay baru saja keluar dari dalam kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya. Handuk putih masih menggelantung di lehernya, sesekali menggosok rambutnya yang masih basah.

Dengan kaus tipisnya ia berjalan menuju nakas.

"Eoh? Pesan darinya?" Jay langsung terkesiap dan melempar handuk di lehernya ke sembarang arah kemudian fokus pada layar ponsel itu.

Seberkas senyuman terpancar dari wajah tampannya saat ini. "Terimakasih, aku minta maaf. Lain kali aku akan mentraktir mu apa saja." Jay membaca pesan Haera dengan lantang.

"Baiklah, aku akan membuat nya menunggu balasan dariku." Smirk nakal menggantikan senyuman manis miliknya.
________

Haera masih membulatkan kedua matanya juga mulutnya sejak beberapa menit yang lalu. "Matilah kau Haera..."

Sedetik kemudian ponsel itu sudah terbanting di atas nakas dan Haera melemparkan dirinya ke ranjang. Melapisi seluruh tubuh dengan selimut tebalnya.

"Kurasa aku harus mulai mencari sekolah baru, aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Dijamin aku mengalami syok berat." Haera menarik napas panjang bersembunyi di bawah selimut.
_________

Sunghoon, Jake, Sujin, dan Yooshin saat ini sedang menunggu taksi di trotoar jalan dekat gedung pesta diadakan. Acara sudah selesai, hari sudah hampir gelap dan Yooshin tidak bisa berada diluar saat sudah gelap.

Diam-diam Jake terus memperhatikan gerakan Yooshin. Yooshin menggenggam tas nya dengan sangat erat dan bahkan disertai tremor yang cukup hebat.

"Apa kau baik-baik saja?" Jake mencoba menarik lengan Yooshin dan mengelus telapak tangannya.

"Sujin, telpon mu terus berbunyi. Angkatlah dulu." Ucap Sunghoon.

Sujin yang tengah fokus menatap Yooshin segera mengangkat telponnya. "Ahh iya benar. Baik terimakasih." Kemudian menutup panggilannya.

"Aku harus menemui kakekku di rumah sakit. Bagaimana ini?" Sujin terlihat khawatir.

Jake menatapnya. "Jangan sendiri," kemudian tatapannya beralih menatap Yooshin dengan tatapan yang berbeda. "Yooshin aku yang jaga. Kau pergilah dengan Sunghoon." Jake segera menangkap telapak tangan Yooshin dan menghangatkan suhunya.

Sujin mengangguk. "Baiklah aku percaya padamu. Sunghoon ayo pergi,"

Sisa mereka berdua di tepi jalan ini. "Kau kedinginan?"

"Jake..."

Jake yang tadinya sedang fokus mencari taksi untuk diberhentikan menoleh pada Yooshin dengan tatapan lembut. "Kau?"

Yooshin sudah akan tumbang, wajah nya sangat pucat saat ini. Dengan gerakan cepat, Jake menggendong Yooshin ala bridal menuju dalam gedung lagi dan memesan kamar.

Upss apaani
TBC

༺ Bang's School ༻(ENHYPEN Fanfiction)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt