남자 : Hoodie

110 13 3
                                    

Jay mengekori langkah gadis itu.

"Heoh? Pria berhoodie itu lagi?" Gumam Jay setelah netranya menangkap pria di bus tadi juga memasuki rumah sakit.

Ponselnya bergetar.

Jay mempercepat langkahnya. "Hey, ini Sujin menelpon." Ia memperlihatkan ponsel galaxy miliknya pada Haera.

"Berikan padaku," Haera merampas ponsel Jay dengan cepat lalu mengangkat telponnya. "Ya, ada apa?"

"Ahh, geurae? Baiklah," tanpa basa-basi lagi Haera menutup telpon itu dan menyerahkan kembali ponsel milik Jay.

"Ponselmu hilang?" Tanya Jay sambil mengantungi ponsel itu di kantong celananya.

"Tidak, aku lupa membawanya." Jawab Haera dengan ringan.

Jay terdiam melongo. "Jangan biasakan seperti itu, ponsel harus kau bawa setiap saat!" Ceracau Jay.

Haera memejamkan matanya tanda tidak ingin mendengarkan ocehan namja itu. "Baiklah-baiklah!" Tukasnya dengan cepat untuk menghentikan Jay mengomeli dirinya. Haera kembali melanjutkan langkahnya.

Jay juga mulai melangkah sambil menatap Haera dengan jengkel. "Apa kata Sujin tadi?"

"Aku disuruh ke ruangan dokternya,"

"Memang kau tau dimana letaknya?"

Haera berhenti tiba-tiba lalu menoleh pada Jay dengan senyuman konyol. "Tidak. Aku baru saja ingin bertanya," Haera dengan cepat berjalan menuju resepsionis.
_________

Namja itu melangkah dengan berat mendekati gadis yang terbaring itu. "Bora..."

Gadis itu tidak menyaut, ya. Gadis itu tertidur.

Soobin membelai dahi gadis itu perlahan karena tidak ingin membangunkan tidur pulas nya.

"Aku tidak tau apakah yang aku pilih ini benar atau tidak..." lirih Soobin sambil menangkup telapak tangan dingin gadis itu dan mengusapnya dengan lembut.

"Aku tidak bisa fokus jika kau selalu memenuhi otak ini. Di kepala ku terus terlintas dirimu dengan wajah sedih dan kesakitan. Nega jal mothe," (aku benar-benar tidak bisa,) namja itu berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Aku tidak ingin terlihat seperti ini dihadapanmu...."
.
.
.
.

"Bora, ayo kita lakukan bersama-sama."
_________

"Ya, bagaimana ini? Dia benar-benar menghilang." Heeseung hampir frustrasi setelah menelpon nomor telepon yang diberikan oleh guru tadi. Yang menjawab adalah suara wanita serak dari sebrang sana, ah mungkin dia adalah asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Soobin, pikir Heeseung dan Sunghoon.

Heeseung bertanya pada bibi tersebut, apa Soobin pulang akhir-akhir ini. Namun jawaban yang diberikan bibi asisten rumah tangga itu membuat Heeseung terbelalak.

Soobin tidak pernah pulang. Lalu dimana keberadaan orang gila itu saat ini?

Ow shit! Heeseung tau ini bukan urusan nya untuk mencari Soobin. Tapi perasaan cemas sebagai teman sangat diderita Heeseung. Heeseung juga merasa bertanggung jawab sebagai ketua kelas, ia mungkin payah karena tidak bisa mengayomi teman-temannya dengan baik.

"Aku yakin dia akan kembali, kau tenang saja." Sunghoon menepuk bahu Heeseung mencoba meyakinkan dirinya.

"Bagaimana bisa ponselnya dipegang oleh orang lain, eoh?" Ujar Heeseung.

"Mungkin saja, ayah Soobin sedang sibuk tadi, dia menyuruh orang lain untuk menjawab."

"Tapi, akalku tidak bisa mencapai kesana. Bagaimana bisa seperti itu? Aku benar-benar tidak paham!"
_________

༺ Bang's School ༻(ENHYPEN Fanfiction)Where stories live. Discover now