Bobby sakit

5.8K 386 2
                                    

Maxima mematutkan diri di depan cermin besar yang berada di sudut kamar. Lamat-lamat menatap tampilan tubuhnya dari atas sampai bawah.

Ah, apa yang kulakukan!

Maxima tiba-tiba merasa aneh sendiri menatap pantulan dirinya dalam cermin besar itu. Beberapa saat Ia merasa aneh karena Ia merasa asing dengan bayangan wanita yang ada dalam cermin.

Benarkah itu dirinya?

Satu hal yang perlu dicatat, Maxima tak bertemu cermin disudut ruangan itu setiap harinya. Ia hanya menggunakan cermin itu saat ingin keluar dari mansion. Itupun, Maxima hanya menatap cermin untuk memastikan tak ada apapun yang aneh pada dirinya yang akan membuatnya jadi pusat perhatian.

Maxima tidak suka menjadi pusat perhatian, Ia merasa risih jika siapapun menjadikannya objek perhatian.

Cermin lain yang penggunaannya lebih banyak adalah cermin rias yang ada dekat dengan ranjangnya. Ia akan memastikan tak ada yang aneh pada dirinya sebelum turun dari lantainya.

Tak terasa, pergantian tahun pun datang, begitu juga pergantian musim.

Musim dingin tiba di Den Haag dan sesuai rencana, Maxima akan kembali untuk sementara ke Atherton. Sebenarnya, Maxima tak pernah berpikir Ia tak akan kembali ke sana. Kalau pun pernah, bukan dalam waktu dekat ini.

Hanya saja ada keadaan yang tak pernah diperhitungkan oleh Maxima sebelumnya. Seperti beberapa hari yang lalu, dimana Ia mendapat telepon dari Murphy tentang kesehatan Bobby yang menurun.

Kabar kesehatan Bobby yang menurun sebenarnya bukan hal yang baru bagi Maxima. Beberapa minggu belakangan, Ia selalu mendapat telepon dari Bobby sendiri jika sedang tidak enak badan.

Bedanya dengan Murphy, Bobby tidak pernah menyuruhnya pulang. Bobby hanya memberitahunya jika sedang sakit namun bukan hal yang perlu dikhawatirkan hingga harus membuat Maxima pulang.

Ketika Murphy menelepon, perasaan Maxima tidak bisa tenang. Bobby bahkan tidak pernah meneleponnya beberapa hari ini lalu saat dihubungi, pria tua itu pun mengangkat telepon membuat perasaan Maxima tidak tenang. Pria tua yang begitu penting baginya itu tak pernah menolak teleponnya sebelum-sebelumnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Jika tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi pada Bobby, Maxima tidak tahu harus bagaimana.

Walau beberapa bulan terakhir keluarga Murphy makin dekat dengannya, tapi tentu saja tak bisa sedekat itu dalam waktu singkat. Apalagi sifat Maxima yang selalu tertutup. Berbeda dengan Bobby sejak awal sudah selalu ada untuk Maxima, pria tua itu bahkan tak perlu berusaha keras untuk mengenal Maxima.

Maxima masih menatap tampilannya dicermin. Entah apa sebenarnya yang ingin dipastikannya. Namun melihat tampilannya membuatnya tampak sedikit murung.

Maxima memutuskan untuk keluar dari kamarnya menuju ruangan khusus.

Maxima duduk di dekat jendela yang tertutup, hanya tirainya yang dibuka lebar memperlihatkan kelapnya malam di luar sana, sambil memandangi guci dalam kotak kaca itu dengan tatapan sendu.

"Aku harus bagaimana? Aku ragu jika harus pergi. Tapi jika tidak pergi, aku takut terjadi sesuatu pada Bobby sedang aku tidak ada di sana."

Maxima masih menatap guci itu, tenggelam dalam pemikirannya hingga sebuah ketukan menyadarkannya.

"Nyonya, ini bibi Fritz, maafkan aku mengganggu waktu nyonya, tapi kami khawatir karena nyonya sejak tadi belum juga turun untuk makan malam."

Astaga, ternyata Maxima melupakan waktu makan malam. Biasanya Ia akan turun sendiri menjelang setengah tujuh malam, namun Ia melupakannya kali ini. Bagaimana bisa?

Let It GoWhere stories live. Discover now