Ada yang berbeda

5.3K 342 4
                                    

Demi menuruti keinginan Bobby untuk berjalan-jalan menyenangkan di bukit Hollywood, disinilah Maxima sekarang. Di sebuah toko perlengkapan olahraga bersama Brianna dan Cassidy.

Keinginan terpendam Maxima untuk pulang cepat akhirnya benar-benar hanya bisa dipendam.

"Maxi, aku sangat bahagia kita akan melakukan hiking bersama. Aku selalu ingin melakukannya dari dulu. Pergi bersama-sama dengan keluarga kita seperti ini."

Entah untuk yang keberapa kali Cassidy mengungkapkan kebahagiaannya itu lewat kalimat panjang. Sesekali dijawab lewat mulut atau pun hanya lewat anggukan oleh Maxima.

"Kau masih khawatir tentang penyakit Bobby?"

Pertanyaan Brianna jelas. Yang membuat Maxima heran adalah, apakah sejelas itu Ia memperlihatkan isi pikirannya?

Brianna tersenyum bahagia, Maxima yang sekarang lebih bisa mengekspresikan apa yang dirasakannya. Berbeda dengan Maxima yang dulu yang pernah tinggal bersamanya dulu.

Mendekati Maxima setelah apa yang terjadi di antara mereka tentu tak mudah. Brianna tak bisa berapi-api sama seperti Cassidy. Wanita itu harus bersabar, menunggu kenyamanan Maxima tumbuh diantara mereka. Walau Ia sendiri ragu, apakah Maxima mau menjalin hubungan yang lebih erat dengannya.

"Apakah Bobby benar-benar baik-baik saja? Sepertinya... Ia menyembunyikan sesuatu dariku."

Brianna mendekat meraih tangan Maxima. Ia ingin Maxima melihat kesungguhannya saat berbicara, jadi putri angkatnya itu tidak akan khawatir lagi. Setidaknya, Maxima harus yakin dengan apa yang didengarnya.

"Maxi, Bobby memang sakit. Selama beberapa tahun belakangan ini Ia memang sakit. Akibat dari kecelakaan yang dulu dialaminya bersama mendiang nenek muncul kembali. Mungkin karena fisiknya yang sudah tua, bisa jadi karena terlalu memaksakan diri."

Beberapa minggu terakhir, Bobby menjalani terapi yang dulu dilakukannya.

Kata Murphy ginjal Bobby juga kembali bermasalah. Mungkin memang karena memasuki usia tua atau sesuatu mengusik traumanya. Bobby tidak mengatakan apapun, dan hanya itu yang dikatakan oleh dokternya.

"Jika ingin membuatnya baik-baik saja, kita hanya harus mendampinginya dan membuatnya selalu merasa sehat. Kau mengerti kan sekarang?"

Ketika hendak mengangguk, Maxima teringat ucapan yang sering diucapkan Bobby. Menggunakan anggota tubuh sesuai fungsinya.

"Mengerti....Ma"

Respon dari Maxima membuat Brianna kaget. Benarkah Maxima kembali memanggilnya ma? Tentu saja itu bukan yang pertama kali didengarnya, hanya saja, entah kenapa kali terdengar ribuan kali lebih merdu dalam pendengaran Brianna. Ia sebenarnya sangat merindukan panggilan itu dari putri sulungnya.

Terharu. Itulah yang dirasakan oleh Brianna. Ia meraih Maxima kedalam pelukannya, tak peduli tatapan heran yang diberikan oleh Maxima atas reaksinya yang terlihat sedikit berlebihan.

Brianna ternyata tak puas dengan hanya berbelanja untuk keperluan hiking mereka. Wanita itu juga membawa Maxima dan Cassidy mengunjungi beberapa toko mereka ternama, mencoba beberapa gaun dan sepatu keluaran terbaru, dan tentu saja membelinya.

Brianna tak bisa menutupi wajah bahagianya. Berbelanja dengan putri-putrinya adalah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan. Andaikan perasaannya pada Maxima tidak pernah berubah, Ia sudah merasakan itu sejak lama.

Mereka menghabiskan waktu seharian berbelanja dan pulang menjelang waktu makan malam.

"Kalian lebih cepat dari yang kuperhitungkan." Ucap Bobby saat makan malam. Itu sindiran tentu saja. Ia tidak bisa menikmati waktu dengan Maxima hari ini karena Brianna dan Cassidy menguasainya. Padahal kan Maxima pulang untuknya.

Let It GoWhere stories live. Discover now