18. The After

4.8K 271 7
                                    

Vote yah:)

<^•^>

Setelah mengantar pulang Maxima, dan sempat mendapat ceramah dari Bobby, juga Murphy dan Brianna yang entah kenapa ada disana pagi itu, Leonard pulang.

Bukan ke apartemen atau kerumah orang tuanya. Leonard pulang kembali kerumahnya dan Maxima. Ia sudah memikirkan apa yang akan Ia lakukan sejak tadi malam. Ia harus segera menjalankan rencananya atau Maxima akan lebih dulu bergerak.

Dari pengamatan Leonard, Maxima sepertinya akan menyerah pada pernikahan mereka. Apalagi saat Ia menceritakan soal Rebecca.

Leonard tak habis pikir. Maxima bersikap seakan sudah menerima dirinya, namun kenapa tak ingin berjuang untuk pernikahan ini? toh mereka masih suami-istri.

Jika Maxima tidak ingin berjuang, maka biarkan Leonard yang berjuang. Biarkan masih sama seperti dulu, Leonard yang berjuang sendiri, asalkan wanita yang dicintainya kembali kesisinya.

Tak ada kebahagiaan lain yang bisa dirasakan oleh Leonard, selain bersama Maxima. Itu sudah dibuktikannya sendiri. Bagaimana perasaan rencananya berubah sendiri hanya dalam waktu beberapa jam saja. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Maxima?

<^•^>

Sudah memikirkannya matang-matang, Leonard mulai merencanakan memperbaiki rumah mereka.

Ia berniat merubah dekorasi dan beberapa perabotan yang sudah usang, juga menambah beberapa tempat untuk memperbaiki taman yang sudah tidak terurus.

Leonard juga ingin mendekorasi ulang semua kamar, juga kamar yang dulunya Ia siapkan untuk calon anaknya tapi takdir berkata lain.

Anak. Memikirkan anak membuat Leonard kembali terkenang masa lalu. Namun Ia tak lagi membenci Maxima saat ini. Wanita itu sudah meminta maaf, bahkan berkali-kali padanya semalam dan tadi pagi.

Leonard bahkan kini menyesal, kenapa tak mempertahankan Maxima dulu atau setidaknya memberinya waktu untuk menjelaskan. Bukannya marah-marah lalu menyakiti Maxima dengan kata-katanya dan astaga, Ia juga sempat melayangkan tangan kepipi mulus itu dulu.

Leonard juga sudah menyakiti Maxima dahulu dengan kata-katanya. Ia harus minta maaf nanti.

Jika sudah minta maaf, mudah-mudahan kehidupan mereka bisa perlahan kembali seperti dulu, lalu mereka bisa kembali mencobanya. Mencoba membuat makhluk kecil itu.

Ah, memikirkannya saja membuatnya berdebar, apalagi...apalagi proses pembuatan makhluk-makhluk kecil itu nantinya Astaga, pikirannya!

"Minta maaf harusnya dilakukan secara langsung bukan?"

Leonard tersenyum lebar. Sangat lebar sambil menatap kertas rencana perbaikan rumah ditangannya.

"Demi kesopanan, aku harus meminta nyonya Bloomberg untuk menemuiku lagi, kemudian menunjukkan perubahan rumah ini juga nantinya. Ahh, tidak sabar, tidak sabar."

Leonard seperti remaja yang dilanda fase pubertas. Pria itu melompat-lompat dan berguling-guling tak jelas di lantai dua rumahnya.

Untung rumah sendiri.

Leonard terkekeh lalu kembali berguling-guling tak peduli kemejanya kotor oleh debu.

<^•^>

Berbeda dengan Leonard bertingkah bak remaja puber, Maxima malah mengurung diri dikamar.

Setelah Leonard pulang tadi pagi, gilirannya mendapat ceramah dari Murphy dan Brianna. Bobby tak ikut entah kenapa kakek tua itu melewatkan untuk mencecarnya dengan kata-kata.

Let It GoWhere stories live. Discover now