35. Her Smile

4.7K 246 4
                                    

Vote yah:)
<^•^>

Leonard masih ada dalam pelukan Maxina ketika perutnya memberikan sinyal berupa bunyi-bunyian aneh yang membuat Maxima menghela napas.

"Apa kau sudah selesai menangis?"

"Maxie..."
Dengan wajah memerah Leonard menyembunyikan wajahnya keperut Maxima.

"Kurasa bagian dari tubuhmu yang lain juga sedang menangis meminta makanan Leonard."

Kali ini Leonard menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher Maxima.
Ini terasa salah tapi entah kenapa Ia begitu menikmatinya.

Bukankah seharusnya tidak seperti ini?

Kenapa Maxima malah bertingkah seolah Ia tak melakukan kesalahan besar beberapa bulan sebelumnya?

Kalau begini kan Leonard yang keenakan.

"Kau memiliki seseorang yang memasak untukmu tapi kenapa kau seperti jarang makan?"

"Ah, pekerja itu baru datang hari ini karena aku tak berniat pulang kerumah mom. Aku sebenarnya beberapa hari ini tinggal disana karena sakit."

Maxima menghela napas. Pantas saja Leonard terlihat tak baik-baik saja. Pria itu baru saja sembuh dari sakitnya atau mungkin saja masih sakit tapi memaksakan diri.

"Baiklah. Kau tidur saja dulu disini, aku akan_"

"Tidak mau!"

"Leonard, aku hanya akan meminta asistenmu memasakkan makanan agar kau bisa makan."

Leonard dengan cepat menahan Maxima agar tak menjauh darinya.

"Kenapa?"

"Aku...aku tidak mau kau hilang lagi."
Ucap Leonard lirih.

"Leo, aku akan kebawah sebentar. Aku tidak mungkin diculik apalagi siang hari seperti ini."

Leonard menggeleng pelan lalu memegang erat pergelangan tangan Maxima.

"Baiklah, tapi aku ikut."

"Lalu kita akan kembali lagi kesini. Kau harusnya istirahat Leonard."

Leonard menggeleng cepat.

Maxima akhirnya mengalah. Lagi pula pria ini sudah lumayan lama tertidur tadi.

Mereka sampai didapur namun dengan entengnya Leonard mengusir wanita paruh bayah itu dengan alasan istrinya yang akan memasak untuknya.

Lagi-lagi Maxima mengalah.

Maxima langsung mengecek isi kulkas. Jelas Ia tahu semua letak peralatan dan bahan makanan karena tak ada yang berubah dari letak apapun yang ada didapur, hanya perabotan saja yang diganti.

Leonard duduk dengan tenang disebuah kursi sambil memperhatikan Maxima dari belakang.

"Isi kulkasmu lumayan sehat dan banyak."
Ucap Maxima lalu mengeluarkan beberapa bahan yang akan dimasaknya lalu mulai menyiapkan peralatan.

Wajah Leonard tak berhenti sumringah melihat pemandangan yang ada didepannya.

Kalaupun itu hanya mimpi, Leonard merasa tak keberatan tidur dalam waktu yang cukup lama. Tapi mimpi itu terlalu manis karena wanita didepannya sesekali menatapnya sambil tersenyum. Sangat-sangat manis.

Entah berapa lama Leonard masih menatap lekat punggung yang agak berisi itu saat Maxima mulai merampungkan hasil masakannya, apa itu hanya perasaannya atau wanita tercintanya ini sedikit lebih subur.

"Makanlah, setelah itu kau istirahat lagi. Kurasa kau belum sepenuhnya sembuh..."
Ucap Maxima sambil meletakkan beberapa buah piring berisi makanan didepan Leonard.

Let It GoWhere stories live. Discover now