21. Punishment

4.9K 252 6
                                    

Vote yah:)

<^•^>

Leonard tak memperdulikan raungan dan pelukan Rebecca yang memintanya untuk tinggal bersamanya.

"Kau tidak boleh pergi Leo. Ini rumahmu! Kau tidak boleh meninggalkanku. Tidak boleh!"

Leonard terpaksa mendorong Rebecca sedikit kasar agar wanita itu bisa lepas dari dirinya. Jika Ia kembali menggunakan perasaannya, maka keadaan akan semakin rumit.

Mendapatkan senyum Maxima saja sudah sangat sulit. Ia harus bisa memperbaiki semuanya atau Maxima benar-benar akan pergi darinya.

"Aku sudah memiliki rumah untuk pulang Rebecca. Dari dulu dan tak akan pernah berubah. Maafkan aku, besok aku akan datang lagi. Kita bicarakan hal ini dengan baik. Kau butuh istirahat."

Setelah itu, Leonard meninggalkan apartemen dengan tangis Rebecca yang semakin membesar. Tapi Leonard harus melakukannya.

Ah, seandainya waktu bisa diputar kembali.

Tapi tidak ada gunanya lagi Ia menyesali keputusannya. Ia harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Leonard membawa mobilnya menuju rumahnya. Yah disanalah Leonard tinggal selama hampir dua minggu ini, mengawasi langsung perbaikan rumahnya. Karena jika semuanya rencananya lancar, Ia akan kembali membawa Maxima kerumah ini. Harapannya.

Memikirkannya saja sudah membuat perasaan Leonard yang tadinya kacau- balau menjadi berbunga.

Namun senyumnya hilang melihat sebuah mobil terparkir didepan rumahnya. Sialnya, Ia sangat tahu siapa pemilik mobil itu. Leonard pernah melihatnya. Perasaannya tak enak. Leonard harus menyiapkan mental.

"Oh, jadi sudah pulang tuan muda Bloomberg? Mengunjungi istri simpanan? Heh! Kurasa rumor itu benar. Kau menyimpan seorang wanita dalam apartemenmu."

Sialan! Dugaan Leonard tak salah lagi. Laki-laki didepannya akan menjadi salah satu hambatan terbesarnya kembali mendapatkan Maxima.

"Selamat malam tuan Murphy Alexander. Silahkan masuk, aku tak menanam granat didalam rumah"

Murphy terkekeh sinis.

"Aku tak lama Bloomberg. Aku hanya ingin memperingatkanmu satu hal. Serahkan dokumen perceraianmu ke pengadilan atau aku yang akan melakukannya. Kau tak pantas bersama putriku."

Tanpa menunggu jawaban dari Leonard Murphy segera pergi dari sana.

Sialan! Sialan! Sialan! Murphy sialan!

Dia pikir dirinya siapa?!

Leonard masuk kedalam rumahnya dengan pikiran kacau.

Tidak! Leonard tidak akan pernah menceraikan Maxima. Tidak setelah apa yang terjadi diantara mereka. Ia harus mempertahankan Maxima atau Ia akan benar-benar jadi gila.

Maxima adalah penyebab kesakitannya, tapi satu-satunya yang dapat menyembuhkannya hanya Maxima juga.

4 tahun ini sudah jadi bukti bagaimana hatinya sama sekali tidak berubah.

Sekelebat bayangan seseorang mengagetkannya.

"Astaga!"

Leonard melotot kaget.

"Astaga?! Sekarang mommy sudah jadi astaga bagimu anak nakal?!"

Leonard menghela napas sambil mengelus dada.

"Mom! Kau membuatku kaget. Lagi pula sejak kapan mommy masuk? Kenapa tidak bilang apapun aww!!"

Laura dengan sepenuh hati menjewer telinga Leonard.

Let It GoWhere stories live. Discover now