16. Heat

5K 311 16
                                    

•>> This chapter contains some adults material and may cause discomfort. Reader discretion is advised! 🥷

Vote yah:)
<^•^>


Leonard terjaga. Sesuatu dibawah sana yang meminta untuk dituntaskan membuatnya segera bangun dan menuju kamar mandi.

Tak berapa dengan lega Leonard kembali menuju ranjangnya, namun yang dilihatnya membuatnya sedikit kaget, lalu tersenyum.

Ah, benar. Wanita itu benar-benar nyata. Bukan lagi mimpi.

Dengan langkah pelan, Leonard menaiki ranjang. Entah jam berapa sekarang, yang jelas diluar sepertinya masih gelap. Dan Leonard sama sekali tak ada niat walau hanya untuk memeriksa jam diponselnya.

Matanya terasa berat, kepalanya juga. Jelas saja, mereka menangis dalam waktu yang lama. Mata Maxima pun terlihat sembab. Terlihat samar dengan penyinaran lampu tidur.

Leonard masih terus memperhatikan wajah teduh wanita yang semalaman mendekapnya ini.

Memastikan tak ada yang berubah. Masih sama indahnya saat terakhir kali Leo melihatnya dulu.

Leonard pun masih sama terpesonanya tiap kali menatap wajah damai ini saat tertidur. Air mata kembali menghiasi pipi Leonard, tapi kali ini tak ada kesedihan. Ia sangat bahagia.

Perasaannya membuncah, wajahnya bahkan dihiasi senyuman melihat Maxima tertidur nyaman didepannya, dalam jangkauannya, diranjang mereka, dirumah mereka.

Kau harus membayar perbuatanmu Maxie sayang. Sampai matipun kau tak akan kulepaskan.

Leonard mengecup pelan kening Maxima yang sialnya membuat wanita itu terjaga. Leonard kelabakan, Ia mengusap-usap kepala Maxima seperti yang biasa dilakukannya saat wanita itu hampir terjaga gara-gara ulahnya.

Tapi sayang sekali, mata indah Maxima malah terbuka sempurna dan sangat menggemaskan.

Tampaknya Maxima mencoba menyesuaikan ingatannya dengan apa yang ada didepan matanya. Beberapa saat kemudian bibir merah itu tampak sedikit... tersenyum?

"Leonard, sekarang jam berapa?"

Suara serak itu terdengar sangat mendebarkan, seksi dalam pendengaran Leonard.

Leonard tak menjawab. Ia sendiri tak tahu jam berapa saat ini.

Maxima bangun dan menyibak selimut.

"K-kurasa masih gelap. Lihat saja diluar. Tidurlah lagi."
Leonard yang menyangka Maxima akan pergi kemudian menahannya.

"Aku ingin kekamar mandi. Apa tidak boleh?"

Sialan. Suara Maxima bahkan terdengar menggodanya.

Setelah Maxima masuk kekamar mandi. Leonard dengan segera mengatur napasnya. Sekaligus mengatur letak sesuatu dibawah sana yang sedikit nyeri. Untung saja, Leonard mengenakan celana kain. Keterlaluan sekali sifat primitifnya ini.

Maxima kembali keranjang dan Leonard makin tak tenang. Ia sangat ingin memeluk Maxima namun jika wanita itu mengetahui ereksinya, Ia akan sangat malu. Mereka memang suami-istri, tapi sesuatu menahan Leonard untuk melakukan hal lebih pada Maxima.

Setidaknya, sampai Ia menyelesaikan urusannya yang lain diluar sana.

Tapi oh, tolonglah. Bisakah istrinya ini tidak memeluknya saat?

Tubuh Leonard benar-benar seperti disengat aliran listrik tegangan tinggi saat Maxima memeluknya dari belakang. Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak dari dulu saja?

Let It GoWhere stories live. Discover now