26. Choice

3.5K 206 6
                                    

Vote yah:)
<^•^>

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Leonard harus merelakan wajahnya kembali terluka karena pukulan dari ayah Rebecca.

"Dad, kumohon berhenti! Aku yang datang pada Leo, Ia tidak membawaku pergi, kumohon lepaskan." Rebecca dengan air mata berlinang memohon pada ayahnya.

"Diam! Kau masuk kekamarmu. Jangan berpikir untuk keluar atau daddy akan membunuh laki-laki kurang ajar ini!"

Rebecca tak bisa menolak. Ibunya menariknya masuk kedalam rumah demi menghindari kemarahan ayahnya yang makin menjadi.

Leonard sendiri tak melawan atau mencoba menjelaskan, karena Leonard merasa pantas mendapatkannya.

Leonard tipe pria yang tak mudah berdamai dengan apa yang terjadi padanya di masa lalu.

Seperti susahnya melupakan Maxima dan apa yang dilakukannya dulu, Leonard juga tak mudah memaafkan dirinya yang sudah melukai Rebecca.

Malahan Leonard merasa jika beban didadanya berkurang banyak saat pukulan demi pukulan dilayangkan ayah Rebecca padanya.

Penilaian Leonard pada ayah Rebecca memang tak salah. Pria itu baik, siapapun ayah pasti akan mati-matian melindungi kehormatan putrinya.

Setelah Leonard babak belur, ayah Rebecca menyuruh seseorang mengantar Leonard ke rumah sakit terdekat.

Disinilah Leonard sekarang. Disebuah rumah sakit dengan wajah yang babak belur dan tubuh yang kesakitan. Sendirian ditengah malam dengan pikiran tertuju pada istrinya dibagian lain di Florida.

"Maaf tuan, ponsel anda berdering. Apa anda ingin saya membantu mengangkatnya?"

Seorang suster menyadarkan Leonard dari pikirannya yang dipenuhi Maxima.

"Oh, iya suster, terimakasih."

Suster itu tampak mengambil ponsel dari saku jaket Leonard lalu memperlihatkan nama si penelfon.

Dad calling...

Leonard kaget. Ia hampir saja lupa Ia masih punya hal yang harus dilakukan.

Menenangkan singa yang siap-siap mengamuk.

"Berikan padaku suster. Anda sudah boleh keluar. Terimakasih."

Suster itu tampak kecewa karena tak dibiarkan berlama-lama namun berusaha tersenyum pada Leonard dan menyerahkan ponsel ditangannya.

Bukannya Leonard tidak tahu kalau suster itu memandanginya dengan tatapan kagum. Leonard sudah biasa mendapat tatapan itu. Dalam hati pria itu malah berteriak.

Maxie, suamimu digoda suster genit!

"Selamat malam dad, ada ap_"

"Aku harus kemana dulu Leonard? Menemui orang tua mantan pelacurmu itu atau menemuimu?"

Leonard menutup matanya, menghela napas yang terasa sangat berat.

Hugo sudah tiba di Florida. Secepat itu?

Oh tentu saja, pria itu bisa membuat segala yang tak mungkin jadi mungkin.

"D-dad, aku dirumah sakit. Bisakah kau kesini dulu? kumohon."

"Rumah sakit? Apa mantan pelacurmu itu langsung melahirkan?"
Kalimat Hugo membuat Leonard memejamkan mata.

"Bukan dad. Aku yang sakit?"

Let It GoWhere stories live. Discover now