ARAZKHA 4. | PENYESALAN

1.3K 112 2
                                    


Sebelum baca, make sure kalian vote cerita ini ya bestie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum baca, make sure kalian vote cerita ini ya bestie ... follow akunku juga biar gak ketinggalan info


"Adek, sayang, alhamdulillah akhirnya kamu ketemu!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Adek, sayang, alhamdulillah akhirnya kamu ketemu!"

Ara masih terdiam. Mengabaikan semua ucapan Mamanya, tidak merespon ciuman—atau membalas pelukan rindu dari wanita yang sudah melahirkannya. Ia berusaha tetap kuat pendirian, meskipun jauh di dalam lubuk hatinya merasa sakit melihat sang Mama menangis tersedu – sedu karenanya.

Padahal Ara pikir, setelah ia kabur dari pesantren, semua anggota keluarganya akan kembali ke Jakarta. Berpikir bahwa hanya kota itu satu – satunya tempat yang akan Ara datangi. Tapi ternyata semua ekspetasi tidak pernah seindah realita. Ia memang tidak melihat semua anggota keluarganya, tapi Mama masih ada di sini.

Dan yang lebih menyebalkan lagi adalah kenyataan bahwa Ara kembali ke pesantren ini. Kalau saja Ara tahu Azkha adalah salah satu orang pesantren, ia tidak mungkin meminta bantuan pria itu.

"Kenapa Mama masih ada di sini?" hanya itu yang mampu Ara ucapkan.

"Maafkan Mama, nak. Maafkan Mama." Ara tetap bergeming.

Seumur hidup Ara, ia sama sekali tidak pernah melihat Mamanya menangis. Wanita yang sudah melahirkannya adalah sosok yang kuat dan tegar. Mau seberat dan sebesar apa permasalahannya, Mamanya akan tetap kuat melakoninya. Lahir sebagai anak pertama tentu saja membuat Mama Tya menjadi wanita yang hebat. Kuat menanggung semua beban dan rasa sakit nya sendirian. Namun sekarang? Apakah Tuhan akan bertambah marah pada Ara karena sudah membuat wanita hebat yang sudah melahirkannya menangis?

"Mama kenapa masih di sini?" tanya Ara, lagi.

"Mama mau nyari kamu, Mama khawatir sama kamu." Tangis Mama semakin pecah.

Setelah menarik napas dalam – dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Ara kembali menyuarakan rasa penasarannya, "Mama sendiri?"

Wanita yang dipanggil dengan sebutan mama itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now