ARAZKHA 6. | HIDUP BARU ARA

1.1K 99 2
                                    


Jangan lupa vote dan follow ya! oh, tinggalin komen komen juga, Gamsahamnida

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan follow ya! oh, tinggalin komen komen juga, Gamsahamnida

Jangan lupa vote dan follow ya! oh, tinggalin komen komen juga, Gamsahamnida

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di beberapa detik tertentu, Ulfa menghentikan langkahnya untuk mengejar Ara. Dia bahkan masih tidak paham, kenapa teman barunya itu tiba – tiba berlari meninggalkan taman. Padahal tidak sampai beberapa menit sebelumnya, Ara mengatakan sedang pusing dan ingin menunggunya di taman. Untungnya ketika melihat Ara berlari, Ulfa baru saja mendapatkan semua keperluan MOS (Masa Orientasi Siswa) mereka. Jadi tanpa berpikir panjang, dia bisa langsung menyusul Ara.

"Mbak Ra tungguin!" seru Ulfa.

"Mbak, kok, aku ditinggal, seh!" kesal Ulfa ketika berhasil mensejajarkan langkah kakinya dengan Ara.

Ara menoleh ke samping, tepat dimana Ulfa berada. Bibir teman barunya itu sedang mengerucut seperti bebek. Alih – alih terlihat jelek, Ulfa malah terlihat sangat lucu.

"Sorry, aku lagi kesel. Ada cowok yang sengaja godain aku. Bayangin, Ul, dia tiba – tiba dateng dan ngajak aku ke UKS?!" sungut Ara. Ia menoleh lagi ke arah Ulfa, "temen – temen ku di Jakarta, kalo cowok – cewek berduaan di UKS pasti ngelakuin yang enggak – enggak. Kamu paham, kan, Ul, maksudku?"

Ulfa melotot kaget. "Astaghfirullah! Harusnya kalo ketemu aku tak bejek – bejek mukanya, Mbak."

"Ngomong apa, sih, Ul! Aku gak paham Bahasa alien-mu. Tolong kalo ngomong pake Bahasa Indonesia yang baik dan benar." Giliran Ara yang gemas dengan teman barunya. Ia meraup wajah Ulfa dengan gemas, lalu meninggalkannya sendirian di anak tangga pertama. Naik menuju kamar mereka.

Begitu Ara membuka kamar, suasana kamar sudah ramai. Ada lima orang yang diyakini sebagai kakak kelas Ara di sekolah. Siapa saja namanya, Ara tidak tahu. Lebih tepatnya, lupa. Ia langsung nyelonong masuk, tanpa mengucapkan salam. Membuat beberapa orang yang ada di kamar langsung saling melirik satu sama lain.

"Ih, Mbak Ara! Kerudungku melenceng, Mbak. Jelek." Ulfa menyusul masuk ke kamar, setelahnya.

"Assalamu'alaikum, Mbak – Mbak," ucap Ulfa.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now