ARAZKHA 38. | OBROLAN GENG BARIS BELAKANG

894 68 1
                                    


Isi bab ini baru ya, versi sebelumnya belum ada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Isi bab ini baru ya, versi sebelumnya belum ada. Jadi ... yang belum vote, jangan lupa vote. 

"Assalamu'alaikum, Gus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Assalamu'alaikum, Gus."

Azkha mendongak, ternyata Ilham yang baru saja menyapanya. Pria itu tersenyum beberapa detik sebelum akhirnya ikut duduk di sebelah Azkha.

"Wonten nopo, Gus? Kok kelihatannya sumpek gitu. Lagi banyak pikiran ta?" tanya Ilham.

Azkha tertawa pelan, lalu merangkul bahu lebar sahabatnya. Untuk beberapa saat Azkha bersyukur mempunyai teman se-peka dan se-perhatian Ilham. Disaat orang lain melihat Azkha baik – baik saja, Ilham justru menyadari kalau Azkha sedang tidak baik – baik saja. Kemudian temannya itu pasti menawarkan diri untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Biasa, Ham. Eh tapi sampean habis dari mana?" tanya Azkha balik begitu menyadari pakaian Ilham jauh lebih rapi.

Maksudnya, Ilham memang selalu rapi. Tetapi rapi versi Ilham adalah baju kokoh dan sarung. Dia akan memakai setelan baju kokoh dan celana kain kalau berurusan diluar pesantren. Dan sore ini, Ilham memakai baju kokoh putih dan celana kain warna krem.

Ilham menunduk, melihat penampilannya sendiri. Hanya beberapa detik sebelum akhirnya dia kembali menoleh pada Azkha. "Itu, Gus ... tadi habis cari vendor buat pernikahan."

"Jadi dibuat rame – rame?" tanya Azkha.

Ilham menggeleng, lalu menjawab. "Enggak, Gus. Cuma antar keluarga saja. Vivi yang minta, aku sama keluarga nurut saja maunya dia. Paling kalau dari aku, tamu wajibnya, ya, keluarga ndalem."

Sebelum menerima tawaran dari Abah Rahman, Ilham bahkan tidak mengenal siapa Vivi atau bagaimana rupanya. Meski sama – sama memegang tanggung jawab sebagai pengurus pesantren, nyatanya Ilham paling sering absen kalau ada pertemuan antar pengurus. Bukannya Ilham tidak mau hadir, hanya saja beberapa kali jadwal pertemuan selalu bentrok dengan jadwal kunjungan kebun. Ilham juga tidak bisa semena – mena membatalkan kunjungan kebun, karena dia bertanggung jawab memantau jalannya produksi hingga pemasaran.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now