ARAZKHA 26. | PERKARA VIDEO CALL

200 17 0
                                    

Ini bab baru ya bestie - bestie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini bab baru ya bestie - bestie ... jangan lupa vote dan komen~~~ 

 jangan lupa vote dan komen~~~ 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"—Vivi, Le. Dia sering, kok, bantuin Ummah," ucap Ummah.

Azkha langsung mengingat – ingat bagaimana rupa seseorang yang baru saja Ummah sebut namanya. Empat tahun mengejar gelar Bachelor Degree di Kairo, membuat Azkha sedikit lupa bagaimana rupa teman – temannya. Tidak banyak pengurus pesantren yang Azkha kenal, kecuali teman – teman lamanya.

"Azkha gak tau, Ummah." Azkha menyahut seadanya, saat ingatannya tidak menemukan gambaran tentang Vivi.

Azkha yakin sekali tidak mempunyai teman bernama Vivi. Mungkin saja dia menjabat sebagai pengurus saat Azkha sudah terbang ke Kairo.

"Memang bukan angkatan sampean, Le," celetuk Ummah sembari tersenyum tipis. Rupanya wanita paruh baya itu menangkap kerutan di dahi anaknya. Seolah Ibu satu anak yang saat ini memakai daster batik panjang, dipadukan hijab panjang sebatas paha itu bisa membaca pikiran anaknya.

"Tapi dia sering ke rumah buat bantuin Ummah. Diau dah jadi santri di pesantren sekitar empat tahunan, tapi baru jadi abdi ndalem sekitar tiga tahunan," terang Ummah.

Azkha mengangguk. Dugaannya benar. Pantas saja Azkha tidak mengenal wanita yang akan dita'arufkan dengan sahabatnya, saat dia masuk pesantren Azkha sudah tidak berada di sini. Ada perasaan lega dalam rongga hati Azkha mendengar penjelasan Ummah. Bersyukur juga karena sahabatnya akan mendapat calon istri yang baik. 

Usai menuntaskan makan malamnya, Azkha langsung beranjak dari duduknya. Kemudian berjalan pelan ke arah Ummah yang sedang cuci piring.

"Sudah, biar Azkha saja yang lanjutin. Ummah istirahat aja." Azkha mencekal tangan Ibunya, lalu dia basuh tangan yang sudah mulai keriput itu dibawah guyuran keran.

"Ndak usah, Le. Sini, biar Ummah cuci piringmu." Ummah malah mengambil piring bekas Azkha tadi dan memegang spons cuci piring lagi.

"Ummah, jangan gini. Kasih kesempatan Azkha buat berbakti sama Ummah," ucap Azkha tertahan sembari menatap wajah Ibunya.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now