ARAZKHA 19. | PERINGATAN UNTUK ELA

678 70 0
                                    


Jangan lupa vote, komen, dan follow ya gaisss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote, komen, dan follow ya gaisss. Ini bab baru ya gais

Sialan si Ulfa! Ara menjerit dalam hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sialan si Ulfa! Ara menjerit dalam hati. Matanya menatap sekeliling yang ternyata mereka juga sedang menatapnya. Ada yang merasa terganggu, ada yang merasa kepo, ada juga yang tidak peduli.

"Mulutmu ya, Ul!" geram Ara. Kedua matanya melotot ke arah Ulfa, seolah memberi peringatan tegas untuk tidak melakukan hal bodoh lagi.

"Maaf, Mbak. Aku kaget tau, ndak," Ulfa kembali tengkurap di sebelah Ara.

Saking kagetnya Ulfa tadi, dia bahkan langsung terduduk dengan kedua bola mata melotot. Bagaimana tidak kaget, pria yang disukai sahabatnya bukan pria sembarangan. Pria itu terlalu sempurna di mata orang lain. Selain tampan, semua orang mengetahui kalau Azkha adalah anak pemilik pesantren, ditambah lagi kepintarannya tidak bisa dianggap remeh. Sedangkan Ara? image sahabatnya itu justru berbanding terbalik. Semua orang menganggap Ara tidak lebih dari anak manja yang sombong, bertutur kasar, suka mengatur dan menyuruh orang semaunya. Kalau sampai orang lain tahu, bisa kalian bayangkan bagaimana marahnya ukhty – ukhty penggemar Azkha?

"Gak perlu sampai teriak – teriak juga, kan? Awas aja kalo sampe bocor ke orang lain!" ancam Ara, yang di angguki cepat oleh Ulfa.

Ara mengambil napas dalam – dalam, lalu mengehembuskannya dengan kasar. Ia melakukan hal itu sampai beberapa kali. Sejujurnya ia sedikit ragu untuk menceritakan perasaannya pada Ulfa. Bukan karena tidak percaya, melainkan malu. Setelah dipikir – pikir lagi, Ara menyadari kalau selama ini sifatnya terlalu buruk dimata semua orang. Lantas kalau sudah begitu, masihkah Ara mempunyai muka untuk mengharapkan Azkha si sempurna bisa mencintainya?

"Mbak Ra, yang Mbak sukai itu anak kyai, lho. Gus Azkha," komentar Ulfa setelah Ara menyelesaikan ceritanya. Dia juga bebicara dengan nada berbisik agar tidak terdengar oleh orang lain.

"Terus kenapa? Gue juga udah kenal sama dia," kata Ara, penuh percaya diri. Padahal tidak ada yang tahu kalau sebenarnya, Ara juga sedang minder.

"Ya ... semua orang juga kenal sama Gus Azkha," balas Ulfa.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now