ARAZKHA 20. | ELA BERAKSI

715 71 2
                                    


Ini bab baru ya gaiss, make sure kalian vote, komen, dan follow aku wkwkw

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini bab baru ya gaiss, make sure kalian vote, komen, dan follow aku wkwkw

Ini bab baru ya gaiss, make sure kalian vote, komen, dan follow aku wkwkw

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh, Ndin?" ucap Ela kaget ketika menjumpai Andin di dalam kamar.

Sedang Andin hanya tersenyum, lalu menggeser sedikit tubuhnya lebih ke pojok. Memberi ruang untuk Ela agar bisa duduk disebelah Lesi. Tidak banyak hal yang bisa Andin lakukan selain berpura – pura membaca buku sekolah agar terlihat sibuk. Sejujurnya dia teramat gugup, sekaligus takut kalau sampai Ela menyadari rencana mereka. Akan tetapi Andin juga tidak bisa terus merelakan uang sakunya habis diambil Ela. Bagaimanapun Andin juga bukan dari keluarga kaya raya. Kedua orangtuanya hanya buruh di usaha milik pesantren bagian packing dan supir. Ditambah lagi, ada dua adiknya yang harus juga dibiayai kebutuhan dan sekolahnya.

"Nggak nyuci, Ndin? Tumben," celetuk Ela lagi.

"Besok, La. Aku lagi ngerasa sesak napas. Gak kuat jongkok buat nyikat baju lama – lama." Andin tersenyum lagi, lalu beralih gaya dengan mengerjakan tugas sekolah. Tidak sepenuhnya berpura – pura karena memang dia mengisi lembar soal di LKS.

"Oalah." Ela menyahut seadanya dan akhirnya kembali mengobrol dengan Lesi.

Andin sendiri tidak terlalu mendengarkan topik pembicaraan mereka. Dia lebih memilih untuk terus mengerjakan soal – soal di buku sampai akhirnya berpura – pura meletakkan kepalanya di lantai dan tertidur. Dia terus melakukan semua hal sesuai arahan dari Ara.

"Jadi ... kata Retno tadi, dia paling sering main ke kamar kamu waktu siang, pas jam – nya orang tidur sama nyuci baju. Kalau gak gitu, ya, pas jam sore. Tapi kayaknya kita jalanin rencana pas jam siang aja. Aku lihat peluangnya lebih besar pas siang." Ara berucap.

Andin, Ulfa dan Retno mengangguk bersamaan.

"Nih, aku kasih kamu uang. Besok abis istirahat, kamu harus masuk kelas sambil bawa jajanan banyak. Kalo emang Ela yang ambil uang kamu, dia pasti kaget lihat kamu punya uang lagi buat beli jajan. Nanti kalau ditanya, bilang aja abis dijenguk."

"Terus, Mbak?" tanya Ulfa kepo.

"Terus pas siang, kamu jangan nyuci. Dia pasti kaget lagi pas tau kamu ada di kamar. Secara, dia kan udah hafal sama jadwalmu. Waktunya nyuci kapan, waktunya keluar kamar kapan." Ara menjelaskan lagi.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now