ARAZKHA 35.| SIDANG

1.1K 29 0
                                    


Yuhuuuu, jangan lupa vote yang belum vote! Sidang versi ini jauh lebih panas daripada sidang versi sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuhuuuu, jangan lupa vote yang belum vote! Sidang versi ini jauh lebih panas daripada sidang versi sebelumnya. 

Sekitar pukul setengah sepuluh malam, Ara baru sampai di pesantren

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekitar pukul setengah sepuluh malam, Ara baru sampai di pesantren. Sengaja balik ke pondok sedikit terlambat karena ingin melihat Azkha melintas di depan kelas. Baru dua hari tidak melihat pria itu—entah di sekolah atau Diniyah—Ara jadi merasa rindu.

Jiah ... rindu. Batin Ara meledek. Ara sampai jijik sendiri dibuatnya.

Tapi Ara memang jujur. Seperti ada yang kurang kalau tidak melihat Azkha walau hanya satu hari. Paham kan? Di mata Ara, Azkha itu iconic nya pesantren Ar – Rahman. Dia biasa terlihat wara – wiri di pesantren, jadi wajar saja kalau tidak kelihatan Ara sedikit merasa kehilangan.

"Ra, sampean dipanggil Mbak Endah," ucap Mbak Chom saat Ara baru menginjak lantai kamar.

Sekedar informasi, Mbak Endah merupakan salah satu pengurus Asrama An – Nur Laili. Asrama tempat Ara tinggal.

Ara tidak mengucapkan sepatah dua patah, langsung putar arah. Tapi sebelum itu, ia sempat menitipkan kitab – kitab miliknya pada Ulfa. Ara masuk ke ruangan yang ada di sebelah kamarnya pas. Tanpa salam, tanpa permisi. Seolah sudah bisa menebak alasan dirinya dipanggil.

Ara memandang empat orang di ruangan lima kali lima meter ini. Dugaannya benar. Selain Mbak Endah, ada juga tiga pengurus pusat. Jelas salah satu pengurus pusat itu Atul Tul – Tul. Wanita berbadan bongsor itu duduk anteng di sebelah Mbak Endah. Tatapannya juga jelas, pandangan meremehkan.

"Kenapa, Mbak En?" tanya Ara to the point.

Tidak lama setelahnya terdengar suara ceklek dari pintu, disusul keberadaan Mbak Husna—pengurus Asrama, selain Mbak Endah. Sekarang total lima orang menyidang Ara.

"Bismillahirrahmanirrahim. Sidang saya buka," ucap Mbak Husna membuka obrolan.

"Dik Ara, sampean tau apa kesalahanmu?" ucap Mbak Husna lagi.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now