ARAZKHA 27. | GOSIP

196 13 1
                                    

Hai bestie - bestieku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai bestie - bestieku ... ini bab baru ya, yang belum vote, wajib vote. Oke...

 Oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Terik matahari sudah tidak terlalu panas karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga lebih empat puluh sore. Selepas sholat ashar berjamaah di Masjid Utama, Azkha memutuskan jalan kaki, berkeliling kawasan pesantren putra. Biasanya di jam – jam seperti ini, apalagi hari libur, santri putra banyak menghabiskan waktu untuk bermain bola di halaman kosong belakang asrama. Sisanya mungkin sibuk menjalankan piket harian sesuai jadwal yang sudah tertera dan lontang – lantung di kamar.

Sore hari memang waktunya bersantai sampai waktu menjelang maghrib.

"Sore, Gus."

"Monggo, Gus."

"Wah, Gus Azkha tumben mampir?"

Beberapa dari mereka yang tidak sengaja melihat Azkha langsung menghentikan kegiatan, spontan menunduk sopan. Tak jarang juga ada yang sengaja menepi, seolah tidak ingin menghalangi jalan Azkha lewat. Tentu saja perlakuan mereka membuat Azkha risih. Laki – laki yang sebentar lagi berusia dua puluh dua tahun itu langsung menggeleng penuh penolakan.

"Jangan seperti itu. Saya juga manusia, sama seperti kalian. Sekalipun saya anak pemilik pesantren tempat kalian menimba ilmu, itu tidak membuat derajat saya lebih tinggi dari kalian. Derajat kita tetap sama. Ngerti?" tegurnya sopan.

"Ng ... geh, Gus," jawab salah satu santri yang ada di sana.

"Jadi kalau ketemu saya, biasa aja. Anggap saja bolo dewe. Saya justru kurang suka kalau sampai kalian nepi kayak tadi, saya kan bukan raja. Kenapa juga harus diistimewakan," tutur Azkha lagi.

Setelahnya Azkha pamit untuk lanjut berkeliling dan langkahnya baru berhenti ketika sampai di lapangan yang suasanannya sudah ramai. Persis dugaan Azkha, banyak santri putra yang bermain sepak bola di halaman ini—karena jauh sebelum asrama pesantren putra dibagun sebesar sekarang, lapangan ini memang sudah dipakai untuk sepak bola anak – anak angkatan Azkha dulu.

Azkha jadi kepikiran, kalau lapangan ini dibangun gedung baru, mereka semua bermain sepak bola dimana? Ya, dalam waktu dekat—sekitar satu atau dua tahun lagi—lapangan ini akan dibangun gedung baru untuk asrama santri yang menempuh jenjang Pendidikan tinggi alias khusus yang kuliah.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now