ARAZKHA 21. | HUKUMAN UNTUK ELA

742 68 3
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi hari di hari Minggu, Ela sudah berdiri di depan kamar Lesi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi hari di hari Minggu, Ela sudah berdiri di depan kamar Lesi. Mereka akan berangkat sekolah bersama – sama, seperti biasanya. Akan tetapi ada satu pemandangan yang cukup mengusik rasa penasarannya. Ada beberapa barang yang diketahui milik Andin, sudah tersusun rapi di depan kamar. Dalam hati, Ela mulai bertanya – tanya, kenapa barang – barang Andin ada di depan kamar? Masa iya dia mau boyong? Gak mungkin, dong, alasannya gara – gara uangnya sering hilang?

"Itu barangnya Andin bukan, sih, Les?" tanya Ela, memilih untuk menyuarakan kebingungannya.

Lesi yang baru keluar dari kamar, lalu menoleh. "Iya, Andin mau pindah kamar."

"Pindah kemana?" tanya Ela lagi.

"Asrama An – Nur Laili, kamar A. Kamarnya Ara sama Ulfa."

"Hah? Kok bisa segampang itu?" Keduanya mulai beriringan keluar dari asrama. Meski begitu, Ela terus berusaha mengorek informasi terkait kepindahan Andin. Entah kenapa dia merasa kesal mendengar kabar ini.

"Gak tau, tiba – tiba aja Mbak Vivi bilang kalau Andin bakal pindah kamar. Soalnya ada sepupunya di sana."

Sepupu? Sepupu siapa anjir! Kok aku gapernah tau Andin punya sepupu, Ela semakin frustrasi. Pasalnya setelah ini, dia akan kehilangan sumber uangnya.

"Iya ta?" tanya Ela lagi dan dibalas anggukan dari Lesi, "Dia sepupunya Mbak Chom ternyata."

"Oalah, pantesan. Satu keluarga badannya gendut semua." Ela bermonolog seorang diri.

🌼🌼🌼

Kemarin malam, tepat sepulang sekolah Diniyah. Ara dan Ulfa langsung mengampiri Mbak Vivi, yang saat itu baru saja menutup toko baju milik pesantren. Ara berencana mengajukan permohonan pindah kamar untuk Andin agar bisa menjalani kehidupan pesantren lebih tenang. Tidak ada uang hilang, tidak ada aksi perisakan, dan tidak akan kesepian lagi. Sejauh ini, hanya anak kamarnya yang Ara percayai untuk menampung keberadaan Andin.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now