ARAZKHA 32. | KEPERGOK AZKHA

752 71 0
                                    

Haiii, yang belum ada di arazkha sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haiii, yang belum ada di arazkha sebelumnya. yang belum vote janganlupa vote bestieee

 Azkha selalu menyempatkan diri berkeliling pesantren kalau jadwal hariannya sudah selesai semua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 Azkha selalu menyempatkan diri berkeliling pesantren kalau jadwal hariannya sudah selesai semua. Selain ingin memantau kegiatan santri, dia juga bingung harus melakukan apa. Siapa tahu saja Azkha bisa ikut nimbrung kegiatan santri, seperti bermain sepak bola sore itu.

"Siang, Pak," sapa salah satu murid yang berpapasan dengannya.

Azkha menganguk sembari tersenyum tipis sebagai balasan. Penggunaan kata 'Pak' harus tetap diterapkan selagi dirinya masih ada di area sekolah—tidak peduli sekalipun mereka sudah mengenal Azkha di pesantren.

Azkha bisa menjadi teman baik untuk para santri saat berada di pesantren, tapi dia juga guru saat berada di sekolah. Tugasnya tetap membimbing dan mendidik mereka, jadi sudah sepatutnya dia memberi contoh yang baik.

Usai berkeliling area Madrasah Aliyah, Azkha memutuskan lanjut berkeliling ke Madrasah Ibtidaiyah (setara dengan SD). Siang itu suasana Madrasah Ibtidaiyah tidak begitu ramai karena proses KBM masih berlangsung. Kemudian Azkha mendorong pintu kayu yang menjadi penghubung antara MI dan lapangan.

Baru saja Azkha membuka pintu, dia melihat sosok yang dikenalinya sedang mengobrol dengan santri putri. Saat itu juga dahi Azkha mengkerut, antara penasaran, bingung, dan sedikit kesal.

Dia jelas tau kalau santri putra dilarang berduaan dengan santri putri. Apalagi mereka bukan muhrim. Azkha membatin sembari terus mendekat. Dia berencana untuk menegur kedua santri itu.

Ditambah lagi, bukankah sudah ada peraturan yang tidak memperbolehkan santri membeli jajan di luar pesantren? Tapi kenapa masih saja dilanggar?

Lapangan belakang gedung MI memang diperuntukkan khusus murid – murid yang tidak tinggal di pondok pesantren, mengingat jumlah murid sekolah memang cukup didominasi oleh remaja kampung sekitar pondok.

Kalau misalnya semua murid membeli jajan di toko pesantren, tentu bisa. Tetapi resikonya sangat tidak efisien dalam waktu. Murid sekolah umum mereka sangatlah banyak. Selain itu pihak pesantren memang membatasi para santri membeli jajan sembarangan, mengingat semua santri tinggal jauh dari kedua orangtua mereka. Kalau ada sakitnya, yang khawatir pertama kali tetaplah orangtua.

ARAZKHA (END)Where stories live. Discover now