05. Jebakan

76 11 16
                                    

"Tunggu dan lihatlah pembalasan dariku." ~Milenius

_0_

         Sekolah digegerkan oleh kabar kematian Kyila yang begitu tiba-tiba, anehnya semua orang percaya begitu saja kabar burung penyebab kematian Kyila yaitu bunuh diri akibat stres memikirkan kedua orang tuanya yang sering bertengkar bahkan hampir setiap hari, kedunya pun jarang berada di rumah.

Milen tersenyum kecut kala mading menempelkan foto Kyila yang sedang tersenyum dengan bertuliskan 'Turut bedukacita atas kematian Kyila Justina kelas 11 IPS 1.'

"Milen?"

"Ya?" jawabnya tanpa menoleh, Milen sudah mengenal suara itu, suara yang selalu mengikutinya beberapa hari terakhir, siapa lagi kalau bukan Abila, gadis yang selalu mengepang dua rambutnya dengan poni yang menutupi seluruh  dahi, tidak lupa kacamata tebal yang selalu bertengger manis di antara hidungnya. Gadis culun itu selalu menyapa dan mengikuti Milen di sekolah, jangan lupakan satu cowok lagi yang selalu mengekori Abila yaitu Arvin.

"Aku enggak menyangka seorang Kyila bisa melakukan aksi bunuh diri, Kyila, loh, Len ratu bullying. Ihhh ... ngeri, deh," ucap Abila sok mendramatisir keadaan.

"Atau ...," Milen menggantung ucapannya membuat Abila dan Arvin merasa penasaran. "Dia dibunuh," lanjutnya sambil tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan kedua sejoli itu yang saling menatap kebingungan.

"Bisa jadi enggak, sih?" tanya Abila sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Gak mungkinlah," sangkal Arvin dengan cepat, takut ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Tapi dia kan jahat sama orang, kalo dia dijahatin sama orang pun enggak ada yang enggak mungkin kan?"

"Hus ...." Tangan Arvin mengibas di depan Abila lalu berucap, "Gak boleh suudzon gitu, enggak baik tahu."

"Eh, astaghfirullah," ucap Abila dengan cepat, menghilangkan pikiran-pikiran buruknya tentang kemungkinan yang sebenarnya bisa saja terjadi.

🐝🐝🐝

         Hana dan kedua temannya menangis di pemakaman Kyila, mereka masih belum percaya atas apa yang sedang terjadi saat ini, ini begitu tiba-tiba bagi dirinya dan temannyaa, bahkan kemarin sore Kyila masih terlihat baik-baik saja sambil merencanakan sesuatu yang akan membuat Milen jera terhadap mereka.

"Gue masih enggak percaya, Ra, Yu. Bahkan saat menelpon kemarin, dia masih baik-baik saja," gumam Hana menghela napas panjang, air matanya bahkan sudah mulai mengering karna terlalu lama menangis, sahabat seperjuangannya telah tiada meninggalkan kenangan pahit. Mengapa? Mengapa? Itu yang ada di pikiran Hana.

Yuan mengelus punggung Hana dengan pelan berusaha untuk menenangkan, Yuan tahu Hana lah yang paling dekat dengan Kyila meski mereka selalu berempat tetapi Hana selalu bersama Kyila seperti seorang kakak beradik.

"Pulang, yuk, Han. Sudah sore," ucap Nadira yang disetujui oleh Yuan. "Iya, besok kan kita sekolah, lo harus istirahat, ada misi Kyila yang harus kita selesaikan."

Hana pun bangkit dan mengingat-ngingat rencananya bersama Kyila, ia akan membuat Milen bertekuk lutut padanya, ia akan mewujudkan itu semua untuk sahabatnya Kyila, seseorang yang sudah tiada.

Milenius [END]Where stories live. Discover now