16. Masalah Lagi

27 3 0
                                    

"Ya, semuanya menjadi lebih bercabang, tetapi masih bisa di atasi."
~Milenius

🦋🦋🦋🦋


           Seperti perintah Milen, Arvin menjemputnya lebih awal pasalnya takut keduluan oleh Kenan. Pagi yang sangat cerah dan sejuk membuat Milen bersemangat pergi ke sekolah, ia sudah memikirkannya kembali tentang apa yang akan ia lakukan tentu saja akan menjadi perhatian banyak orang di sekolah.

Milen menggandeng tangan Arvin dengan santai, sedikit orang yang melihat merasa keheranan karna Milen digosipkan dekat dengan Kenan tetapi malah gandengan tangan bersama Arvin yang bisa disebut sahabatnya sendiri.

Bisik-bisik pun mulai terdengar ke dalam telinga Milen, meski masih pagi dan sedikit siswi yang baru datang tetatapi tak menghentikan mereka untuk terus berkomentar apa yang mereka lihat dan pantas untuk dipojokkan.

"Vin, jangan gugup gitu dong, kan ini rencana lo!" dengus Milen menatap Arvin malas.

"Sorry ... gue agak canggung," jawab Arvin sedikit memaksakan senyumnya.

Arvin mengantarkan Milen ke dalam kelas, Abila yang melihat sahabat dekatnya lebih mementingkan teman barunya merasa kesal dan aneh karna sebelumnya jarang ada percakapan antara Milen dan Arvin, tetapi sekarang malah terlihat sedekat itu.

Milen duduk dengan tenang, mengecak ponselnya yang dari tadi terus bergetar, ternyata ada banyak chat dan miscall dari Kenan.

Kenan

Lo udah berangkat?
06.05

Len, berangkat sama siapa? Katanya di jemput cowok? Siapa?
06.13

3 panggilan tidak terjawab

Len, jawab.
06.17

1 panggilan tidak terjawab

Milen!
Milenius!
Tunggu, gue di sekolah.
06.19

Anda
Y
06.27
Read

Tidak berselang lama Kenan datang dengan napas yang terlihat terengah-engah, mungkin karna habis berlari dari parkiran.

"Siapa yang jemput lo?" Kenan bertanya setelah dirinya mendudukkan diri di sebelah Milen, menatap gadis itu dengan serius.

"Arvin," jawaban singkat itu mampu membuat Kenan sedikit terpancing emosi.

"Gue yang lo kasih kesempatan kenapa lo jalan sama orang lain?" decak Kenan pelan namun dalam.

"Kesempatan apa? Kesempatan lo udah hilang!" terang Milen membuat Kenan melotot tajam.

"Hah? Lo gila?" murka Kenan membuat Milen memutarkan bolamatanya malas.

"Lo gak bisa berhitung apa? Ini udah lebih dari 5 hari!" dengus Milen tidak mau disalahkan.

"DAN SELAMA 5 HARI ITU GUE SELALU CARI KABAR DAN NYARIIN LO!" Kenan mulai berteriak kesal. Oh ayolah, ini Milen yang salah dia yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar sedikit pun, kenapa harus Kenan yang menanggung akibatnya.

"Kesempatan itu tetep sudah hilang seperti yang sudah kita sepakati!" jelas Milen dengan nada datarnya tanpa terpancing emosi sedikit pun.

Brak.

Suara gebrakan meja mampu membuat semua orang yang berada di kelas memandang ke arah mereka berdua, dengan mata merah Kenan berteriak," SEHARUSNYA GUE TAHU CEWEK SEPERTI APA LO! CEWEK GAK TAHU DIRI! CEWEK YANG SUKA MEMPERMAINKAN UCAPANNYA!"

Milenius [END]Where stories live. Discover now