30. Apartemen

20 2 0
                                    

"Tunggulah, maka rencanaku akan berjalan sesuai rencana."
~Kenan Melviana

_0_


            Kenan memilih membawa Milen ke apartemnya agar tidak adak orang yange mencurigai dirinya, sesampainya di sana Kenan segera menyuruh Milen untuk duduk dan  membawakan obat P3K.

Sebelum di obati lukanya Milen segera meminta izin untuk pergi ke kamar mandi, membersihkan badannya karena ia merasa jijik pada dirinya sendiri karna cowok kotor itu telah menggerayangi tubuhnya. Dengan senang hati Kenan mengizinkan, bahkan memberikan baju ganti berupa kaos dan celana trening miliknya. Sementara Milen mandi, Kenan segera memesan makanan untuk dirinya dan Milen yang tanpa sepengethauan Milen makanan itu telah dicampur sesuatu.

"Sudah selesai mandinya? Sini gue obalin lukanya," ucap Kenan tetapi Milen menolak, ia memilih untuk mengobati lukanya sendiri. Kenan yang melihat Milen terus mengacuhkannya memilih untuk ke dapur, mengambil makanan tadi dan menyodorkannya satu ke arah Milen dan ia memakan yang satunya lagi.

Milen meringis, betadine itu sungguh membuatnya semakin perih dan kesakitan, bukan menyembuhkannya. Saat hendak membalut tangannya dengan perban dengan terpaka ia meminta bantuan dari Kenan karna ia tidak bisa melakukannya sendiri.

Kenan tersenyum, akhirnya Milen meminta bantuan padanya, dalam hati ia terus mengutuk gadis di sampingnha yang masih saja bersikap sombong padahal sudah babak belur begini.

Kruyuk ... kruyuk ....

Kenan yang mendengar suara dari perut Milen tertawa renyah, membuat Milen menoleh dan mendesisi pelan. "Laper, ya?" Kenan bertanya, mulutnya tak henti-henti menebar senyuman.

Milen hanya diam, membuat Kenan sedikit kesal atas keterdiaman gadis itu. "Makan saja, gue taro di meja memang buat lo!"

Milen menatap wajah Kenan intens, sedikit mencari tahu apakah lelaki ini benar-benar tulus membantunya atau hanya memanfaatkannya saja.

Kenan yang di tatap seperti itu bersikap biasa saja. "Kenapa mandang gue kayak gitu? Lo mulai terpesona sama kegantengan gue?" lontar Kenan membuat Milen menatap tajam Kenan dan memilih untuk segera memakan bubur yang sudah di sediakan Kenan di meja, toh perutnya memang sudah lapar keroncongan.

Setelah lahap menghabiskan semua buburnya Milen langsung menguap, kepalanya terasa berat dan sangat mengantuk. Kenan yang berpura-pura tidak tahu segera menanyakannya, bersikap seolah-olah ia khawatir kepada Milen. Tak tahan akhirnya Milen memejamkan matanya dan mulai tertidur, Kenan yang melihatnya tersenyum simpul, membawa Milen ke dalam kamarnya lalu ia keluar dan mengunci pintunya agar dia tidak kabur jika nanti terbangun.

🐞🐞


               Suara gebrakan memecahkan keheningan, Kenan sangat marah dengan kelakuan teman-temannya, mengapa mereka bisa begitu ceroboh sampai gadis itu bisa kabur dengan mudah.

"Salah Seta," tuduh Fiktor. Seta yang tidak terima disalahkan langsung menjawab, "Dia tusuk punggung gue!"

"Iya! Lihat, nih punggungnya," potong Gita sambil membalikan badan Seta, memperlihatkan luka tusukan di sana.

"Dia, kok bisa punya pisau?" Kenan bertanya, matanya menata Fiktor dalam, Fiktor yang ditatap seperti itu menggeleng pelan lalu berucap, "Gue gak bawa pisau! Tanya aja sama Gita!" Gita pun menganguk.

"Tapi kenapa lo ada di sana?" Bento penasaran kenapa Kenan berada di sekitar sana, sebenarnya menghambat rencana mereka juga, jika tidak ada Kenan mereka pasti sudah mengakap gadis itu kembali.

"Gue mau cek pekerjaan kalian ternyata gagal!" sindir Kenan membuat mereka terdiam.

"Terus sekarang gimana? Masa lo mau lepasin dia gitu aja?" tanya Bento, Kenan terlihat berpikir kembali.

"Dia ada di apartemen gue," lanjutnya.

"Terus kenapa lo tinggal?" tanya Seta, mencemaskanya.

"Lo kira gue bodoh! Sudah gue kasih obat tidur, lah," jawab Kenan santai.

Jawaban Kenan membuat Seto mendengus sedangkan Fiktor terlihat masih berpikir lalu bertanya, "Git, lo rekam saat Seta mau lecehin dia, kan?" Gita mengangguk lalu Seta ikut menambahkan, "Lo unggah ke internet cuplikannya dan lo Kenan, lo usahain buat dia gak pulang ke rumah, lo sekap dia atau apa kek."

"Kalo disekap dia bakalan tahu kalau gue dalangnya!" Kenan mendengus, berpikir sejenak lalu sebuah senyuman merekah muncul dari sudut bibirnya.

"Gue bisa lakuin itu!" terang Kenan lalu semua orang tertawa. Gita pun segera membawakan botol minuman untuk merayakan rencana atau mungkin sebuah keberhasilan rencana yang mereka ciptakan.

"Wah ... vidionya sudah kesebar!" Gita berteriak nyaring dan semua orang pun tertawa bahagia.


####

Haii, semua jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya, yaa^^




11 Mei 2023

Milenius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang