QUEENZA [41]

382 27 3
                                    

Di sebuah ruangan bercat hitam putih, seorang gadis dengan pakaian serba hitam, jaket hitam GDM, dan jangan lupakan topeng wajah kebanggaannya itu sedang memilih milih belati yang berjejer rapi pada dinding ruangan khususnya tersebut. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, gadis itu kerluar dari ruangan tersebut dan masuk dalam ruangan gelap yang hanya memiliki beberapa pencahayaan remang. Ruangan yang ia dan anggota lain sebut dengan 'room death'. Ruangan yang memiliki aroma amis darah yang sangat menyengat.

"Hai Alvin! Kau masih mengingatku kan? " Ucap gadis itu tepat di hadapan seorang pria muda yang duduk terikat di kursi. Pria itu berbicara tak jelas karna mulutnya yang tertutup lakban.
Hanya dengan isyarat mata, pria yang berada di belakang gadis itu melepaskan lakban dari mulut pria itu dengan kencang hingga pria tersebut meringis sakit.

"Qu--Queen! Ada apa ini? " ucap pria tersebut yang gadis itu. Queenza sebut Alvin.

"Kau fikir aku bodoh? Kau fikir aku tak tahu tentang penghianatanmu? Kau tak ingat ingat siapa aku? " ucap Queenza dengan wajah dingin, dan tatapan tajamnya, membuat baik pria di hadapannya, atau anggota yang ada di ruangan itu bergedik ngeri. Merasakan aura gelap yang di keluarkan gadis itu.

"Ma--maafkan saya Queen." Ucap Alvin ketakutan saat Queenza mendekati nya, dan menyentuh kan belati yang gadis itu pegang pada pipi kirinya.

"Siapa yang menyuruhmu? " Ucap Queenza sambil sedikit menekan belati itu pada pipi Alvin, membuat pria itu berkeringat dingin. "Ah, tak mau menjawab sayang? " Queenza semakin menekan belati itu, membuat darah segar sedikit mengalir dari sana.

Sebelah tangannya menarik rambut pria itu kebelakang, sementara tangan lainnya semakin menekan belatinya.
"Jawab aku brengsek!" Ucap Gadis itu membentak. Namunpria itu tetap tak mau membuka suara, membuat gadis di hadapannya semakin senang bermain dengannya.

"Kau tak mau bicara? Mau bermain? Baiklah! " Queenza menyusuri wajah pria itu dengan belati ditangannya " Mungkin, jika aku memberi sedikit lukisan di wajahmu, akan membuatmu semakin tampan. Ya kan Alvin?" Ucap Queenza membuat Alvin membulatkan matanya dengan sempurna.

"A--ku mohon. Jangan lakukan itu Queen! "
Gadis itu menarik sedikit sudut bibirnya ke atas

"Tapi aku ingin. Bagaimana? " Ucap Queenza pada Alvin dan menggoreskan belati itu pada wajah Alvin, membuat tulisan GDM disana.

"Akkhh!" Ringis pria itu memejamkan matanya dengan kuat. Sedangkan gadis dihadapan nya itu masih saja menggoreskan belati itu pada wajahnya dengan tenang.

"Masih tak mau menjawab? " Ucap Queenza setelah menuntaskan lukisannya pada wajah tampan Alvin, dan tersenyum tipis menatap hasil karya nya itu yang menghasilkan wajah itu mengeluarkan banyak darah.

"Ba-- baiklah. Yang menyuruhku itu--! " Jawab Alvin mengakui siapa yang telah meminta nya berhianat pada dewi kematian di hadapan nya.

Queenza terkekeh mendengar jawaban tersebut, dia sudah menduga itu. Tapi, penghianatan tak akan mendapatkan maaf darinya. Ia meminta Ardi untuk mengambilkan nya sebuah samurai miliknya. Setelah mendapat kan benda itu, gadis itu menatap Alvin yang sedang mematung merasakan hidupnya hanya tinggal tersisa hitungan detik saja.

Gadis itu kembali mendekati Alvin, dan mengerakankan samurai di tangannya, hingga kepala pria itu terlepas dari tempatnya, lalu jatuh menggelinding begitu saja di lantai ruangan itu. Membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu meneguk liur nya dengan susah payah. Ketuanya memang sadis.



Huaaaaa maaf😭 lupa up mulu nih astagaaa😭

Jika kalian menyukai bab ini, tolong mempertimbangkan untuk memberikan vote:)
Salam author:))

Ig : Meysa_aa01

QUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang