QUEENZA{1}

2.2K 107 11
                                    

Dor

Terdengar suara tembakan dari rumah besar di tengah hutan. Rumah yang dibuat dengan menggunakan ilusi mata. Orang lain mungkin melihat hutan itu hanya sekedar hutan belantara yang hanya berisi pepohonan dan juga hewan-hewan liar.
Namun, tidak untuk para gadis berusia 17 tahun ini. Dan juga para anggota GDM. Karena mereka menggunakan topeng yang dirancang khusus untuk bisa melihat sebuah bangunan besar yang megah.

"Akh! S–stop! Hentikan, kubilang hentikan!" teriak seorang pria paruh baya yang tengah duduk dengan tangan terikat di kursi. Tubuhnya dibanjiri darahnya sendiri. Lalu, akibat dari tembakan beracun yang sebelumnya, kaki ringkihnya terkulai lemas. Seandainya ada kesempatan untuk kabur, dia tidak berdaya dan sudah banyak goresan belati pada wajahnya.

"Berhenti kau bilang? Hhaha, bukan kah sudah kubilang tadi? Jika nyawa. Akan ku balas dengan nyawa" ucap seorang gadis sambil menukar belatinya dengan belati yang lebih tajam

"Si--siapa kau sebenarnya" pria itu

Gadis itu berjalan ke arah belakang pria yang sedang ia siksa. Dia menarik rambut pria itu sampai kepala pria itu menghadap keatas menatap wajahnya.

"Akhh....brengsek!" umpatnya

"Hufftt. Kau tidak mengingat ku tuan?" tanya gadis itu dan hanya dibalas dengan gelengan kepala pria itu

"Benarkah kau tak mengingat ku? Kau tak ingat dengan gadis kecil yang dulu menjadi saksi saat kau membunuh dua orang tua yang tak berdosa? Apa kau tak mengingatnya Tuan Erik Terhormat?" ucap gadis itu dan menekankan tiga kalimat terakhir dalam ucapannya.

Pria itu melotot kaget. Tidak percaya dengan apa yang gadis muda itu katakan.

"Ja--jadi k--kau--Kau gadis kecil i--itu?" tanyanya

Gadis itu tersenyum senang mendengar perkataan pria itu
"Yaaa--kau benar tuan--akhirnya kau ingat juga. Ya. Aku gadis kecil itu. Gadis yang menjadi saksi kebejatanmu. Dan sekarang. Sekarang kau harus menerima konsekuensi atas apa yang telah kau perbuat tuan" Jawabnya tanpa menghilangkan senyum dari wajahnya

"Ku--ku mohon--ampuni aku-- Aku mengaku salah--ta--tapi jika memang kau ingin membalas ku. Kau bunuh saja aku langsung. Jangan menyiksaku"

Gadis itu melepaskan genggamannya pada rambut pria itu, mengambil pedangnya, dan berdiri di hadapan pria itu.

"Ah. Maaf. Tapi, itu tidak akan seru jika aku langsung membunuhmu. Aku masih ingin bermain denganmu tampan"

Lalu gadis itu menebas betis kiri pria itu dengan menggunakan pedang yang tadi dia ambil

"Akkhhh...You're psycopath!!!" umpat pria itu

"Hufftt...kau benar. I'm psycopath. "

---------------------_-----------------------_------------
Haaii gimana trailer nya?
Garing ya? Ehe:v yamaap:v
Gua baru nyoba buat bikin cerita psycopath kaya gini soalnya:v
Semoga aja kesananya gua bisa bikin yang seru ok. Aamiin

jika kalian menyukai bab ini, silahkan mempertimbangkan untuk memberikan vote:)
Salam author:)))

Ig: Meysa_aa01

QUEENZAWhere stories live. Discover now