QUEENZA [35]

395 25 7
                                    


"Uuuuuu emang adik yang baik!" ucap Devon sambil mengacak rambut panjang Queenza.

"Rese lu! "
"Udah kan latihan nya? "  tanya Queenza pada Dave yang sedang sibuk mengelap keringatnya. Dave menarik tangan Queenza agar dia duduk disampingnya. Setelah Queenza duduk, Dave memberikan handuk kecilnya yang tadi dia pakai untuk mengelap keringatnya. Queenza yang tak mengerti hanya memandang handuk itu bingung

"Lapin! " ucap Dave menjawab kebingungan Queenza. Setelah mengerti apa yang Dave maksud, Queenza mengangguk dan mulai mengeringkan sisa sisa keringat di pelipis, leher, dan tangan Dave.

Dave memperhatikan Queenza sambil tersenyum bahagia. Sedangkan Devon terlihat kesal atau mungkin lebih tepatnya merasa cemburu.

" Heh! Adek gua bukan babu lu ya Dave! " ucapnya yang tidak digubris oleh Dave sama sekali. Dan karna ucapan Devon itu membuat yang lain tertawa kencang mengejek nya.

" Von, von. Lu kan udah punya Farah. Kenapa masih aja recokin adek lu sih? " ucap Daniel. Farah yang mendengarnya melotot tak terima, memang sejak kapan dirinya menjadi milik Devon?

"Mulut lu mau gua robek ya Niel? " ancam Farah. Dan yang di ancam hanya menunjukkan deretan gigi giginya saja dengan wajah yang seolah olah tidak punya dosa

*****

" Langsung bersih-bersih ya. Aku ga bisa mampir, dad nyuruh aku ke kantor lagi. Masih harus belajar. " ucap Dave setelah sampai di pekarangan masion keluarga Andreas mengantar gadisnya

"Iya, yaudah gih jalan. Hati-hati! " ucap Queenza sembari menepuk bahu dave

Setibanya di dalam kamar, Queenza  menyimpan barang sekolah nya, dan langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap siap kesuatu tempat

. .

Semua kepala menunduk, dan melihat pada ujung sepatu mereka sendiri, saat seorang wanita melangkah masuk dengan suara hentakkan sepatu mahalnya yang membuat seluruh manusia yang berada di dalam sana tak berani berucap.

Wanita dengan kulit putih, rambut blonde panjang, lenglengkao dengan topeng kebanggaannya duduk pada sofa tunggal berwarna hitam.  Menyilangkan kaki dengan kokohnya. Dan meneguk minuman beralkohol yang sudah tersedia di gelas yang terletak pada meja di hadapan nya.

"Jadi mereka bertiga telah tewas?" tanya wanita itu dengan nada datarnya pada barisan orang yang sedang menunduk du hadapannya.

Seorang lainnya mengeluarkan mayat Vina yang telah mereka suntikkan pengawet dari dalam peti.

"Justin dan Samuel mati karna tikaman belati bertubi-tubi dan tembakan berkali-kali oleh Tuan Erik. Sementara Vina—"

"Dia mati karna mendapatkan tikaman terus menerus oleh Alvin. " beritahu salah satu dari mereka dengan sangat sopan,dan tak berani untuk mengangkat kepala nya.

Wanita itu bertopeng itu berdiri dengan tegak. Walaupun usianya yang baru menginjak 17 tahun, tetapi aura yang di keluarkan nya sangat gelap dan mencekam.

"Urus pemakaman mereka. Dan beritahu keberadaan Alvin padaku. Ku tunggu dalam 15 menit di ruanganku. " ucap wanita itu, dan berjalan menuju pintu bercat hitam yang tertera nama " The Queen".

Kalinya pasti sudah tau siapa wanita itu, dan dimana tempat itu. Ya. Wanita itu Queenza. Yang sedang berada di markas pusat GDM

Kepulan asap rokok terus keluar dari mulut gadis itu. Queenza. Dia sedang menatap serius laptop di hadapan nya yang berisi rekaman CCTV di kediaman keluarga Anderson, yang di pasang diam diam oleh anak buah GDM yang menyamar menjadi pegawai di masion tersebut.

Jika kalian menyukai bab ini, tolong mempertimbangkan untuk memberikan vote:)
Salam author:))

Ig : Meyaa_aa01

QUEENZAWhere stories live. Discover now