3

17.4K 1.2K 12
                                    

Demi dedemit!

Bagaimana bisa aku ngaceng karena laki-laki? Kejantananku dipertanyakan disini?

Rey-ku cukup besar sehingga membuat celanaku sesak. Aku mengarahkan pandanganku ke Kristo yang menunduk. Jangan bilang dia menyadarinya. Haha, Tuhan tolong aku! Jeritku pasrah di dalam hati.

Tanganku perlahan menutupi area penisku. Kristo menahan pergelangan tanganku dan tersenyum canggung. Aku ingin meneriakinya, tetapi para lelaki yang ada di luar bilik ini masih betah berlama-lama di sana.

Kristo mengangkat badanku yang sepertinya sangat ringan baginya. Ia mendudukkan diriku di pangkuannya. Kini aku menghadap pintu bilik. Seharusnya, jika para orang bodoh yang ada di depan tidak bercanda menertawai wee-wee mereka, aku bisa dengan mudah kabur dari sini.

Aku merasakan dagunya bersandar di bahu sebelah kananku, "Eng, aku ingin membantumu." Suaranya terdengar serak dan menggelitik telingaku. Apa biasanya suaranya seseksi ini?

Belum sempat aku menampar diriku untuk menyadarkanku dari pikiran anehku, aku merasakan tangannya membuka pengait dan resleting celanaku. Setelah terbuka, rasanya sangat lega.

Sebentar, dia mau ngapain? Bantuan apaan ini?

"Lo mau ngapain?!" teriakku.

Oops!

Tangannya dan tanganku langsung menutup mulutku. Suara tawa para lelaki yang ada di luar mulai menghening. Berikutnya, ketukan terdengar di pintu bilik. Sial. Kalau kami ketahuan, tamat sudah reputasiku.

Tangan Kristo menarik naik kakiku sehingga aku merosot jatuh ke dadanya. Dia mau ngapain lagi?

"Maaf, aku sedang buang air, bisa kalian lebih tenang?" Kristo membuat para lelaki itu tertawa namun berikutnya suara pintu kamar mandi tertutup dan tidak ada suara lagi.

Kristo mengangkat dan memperbaiki posisi dudukku, "Maaf, aku takut mereka akan melihat kakimu dari bawah sana." Jarinya menunjuk bawah pintu bilik yang memang berjarak dari lantai. Namun, pikiranku tidak fokus ke situ.

Bagaimana bisa bisikannya bisa membuat bulu kudukku berdiri?

Aku masih terdiam, namun berikutnya setelah tangannya kembali memegang penisku, aku langsung tersadar. Ini bukan hal yang normal aku lakukan. Tanganku langsung mengepal dan meninju wajahnya yang tepat berada di bahuku.

Pelukannya di pinggangku melonggar membuatku dapat berdiri. Kuambil tasku yang tadi terjatuh di lantai kamar mandi dan buru-buru membuka pintu bilik kamar mandi, "Eat that you asshole!" Jari tengahku mengacung ke arahnya. Sekilas aku melihat darah di sela-sela jarinya.

Tapi, apa peduliku, hah?!

Sembari mengancingkan kembali celanaku yang sudah hampir melorot, dengan langkah panjang dan cepat aku berjalan menuju parkiran. Parkiran masih cukup ramai, tapi setidaknya motorku sudah bisa keluar dari sana.

Netraku menangkap seorang perempuan yang biasa 'bermain' bersamaku duduk di jok belakang. Aku tidak punya waktu untuk berdebat, aku hanya mau keluar dari sekolah ini dan kembali ke rumah. Aku hanya mengeluarkan motorku dan pergi dari sana membawa perempuan yang memelukku dengan sangat erat. Aku akan menurunkannya di satu tempat nanti.

***

Aku berguling-guling di atas tempat tidurku. Aku tidak bisa tidur bahkan setelah aku masturbasi. Well, aku bahkan tidak benar-benar masturbasi secara normal ala diriku.

Biasanya aku akan membayangkan gadis-gadis berdada besar, lobang mereka yang masih sempit, bibir yang seksi dan basah mengulum penisku, berikutnya aku akan 'keluar', dan dengan cepat segera tertidur. Kali ini, aku tidak bisa ejakulasi sampai tiba-tiba mengingat hangatnya bibir K- k- Kristo —Jangan ejek aku— dan lidahnya yang kenyal mengait panas dengan lidahku.

Tidak mungkin aku tiba-tiba suka laki-laki...

'Kan?

Tanganku langsung meraih laptop yang ada di dalam laci nakasku. Buru-buru kuhidupkan dan mencari mesin pencari. Jariku langsung mengarahkan pointer untuk mencari forum diskusi anonim dan mengetikkan beberapa deret kalimat.

"Gue sering berhubungan seks dengan perempuan. Namun, setelah berbagai masalah, gue terjerat dengan laki-laki yang suka sama gue. Gue bener-bener ga kepikiran dah bakalan suka dia, cuma setelah dia nyium gue, gue akhirnya hanya bisa ejakulasi dengan bayangan ciuman dia aja! Apa gue jadi gay dadakan?!"

Enter!

Belum sampai 5 menit, berbagai jawaban muncul di notifikasiku. Namun, melihat jawaban para orang bodoh ini, tidak memberi jalan keluar. Jawaban mereka tidak jauh menyatakan aku menjadi gay.

Masa iya aku beneran jadi gay? Yang benar aja?!

Satu jawaban panjang menarik perhatianku.

Orientasi lo bisa aja berubah. Tapi tetap saja harus lo pastiin, saran gua coba liat porn gay. Kalau lo ga ngaceng gara-gara itu, then youre not. Tapi, gada salahnya buat coba sama laki-laki yang nyium lo itu. Mana tau, lo sbenernya bukan gay, tapi pure hanya tertarik sama laki-laki itu? Jangan lupa critain kelanjutannyaa!

Jawaban ini sedikit tidak masuk akal. Mana mungkin aku tertarik sama Kristo? Duh, hanya membayangkannya saja tidak membuat efek positif apapun.

Namun tetap ada benarnya, mungkin aku harus coba nonton porn gay dulu. Tanganku sibuk mencari situs porn gay dimana aku tidak tau apakah situs begitu ada.

Dapat!

Aku bisa melihat thumbnail berisi berbagai posisi seks lelaki dengan lelaki yang tidak ada bedanya dengan seks biasa. Aku bingung harus memilih yang mana dan memutuskan memilih videonya secara random. Pointer laptopku memilih sebuah judul, 'Sex with A Beast!'

Beast maksudnya monster? Lelaki di thumbnail tidak seperti karakter kartun. Apa maksudnya dengan beast?

Begitu melihat videonya, aku tahu kenapa dia disebut beast. Buset, penisnya lebih besar dari punyaku. Aku melihat bagaimana orang yang mereka sebut bottom mempersiapkan lubang anusnya dengan cairan yang aku kenal. Lubang tersebut terlihat sangat sempit. Bagaimana bisa penis sebesar itu akan muat?

Aku pernah sekali berpikir untuk melakukan anal dengan perempuan, tapi sepertinya tidak mungkin, bagaimana jika penisku terpotong karena sempitnya?

Video berjalan dengan laki-laki dan laki-laki satunya saling berciuman dan mengadu pedang mereka. Namun, ini tidak membuatku ngaceng sedikit pun. Aku ingin berhenti melihat hal yang tidak biasa ini, namun aku cukup penasaran.

Sampai akhirnya, mataku melihat sesuatu yang luar biasa. Lubang anus yang sempit itu mampu melahap habis penis yang sangat besar itu. Seriusan bagaimana itu bisa terjadi? Apa lubang anus bisa melar juga? Berikutnya, desahan mulai beradu dengan suara yang sangat becek.

Namun, tetap saja aku tidak ngaceng.

Aku tersenyum dengan bangga dan menutup aplikasi pencariku dan mematikan laptopku. Yup, si anonim tadi benar. Aku harus membuktikannya bukan hanya memikirkannya.

I Love My Big Bear [ 18+ ; BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang