6

13.5K 1K 8
                                    

Matahari bersinar cukup terik saat ini. Beruntungnya jalanan tidak terlalu padat sehingga aku bisa melajukan motorku menyalip kendaraan-kendaraan lainnya. Ada satu masalah sekarang, lelaki beruang ini menyandarkan kepalanya di punggungku dan memeluk badanku erat. Aku tidak masalah jika ia perempuan, namun dia laki-laki. Dan berbadan lebih besar dariku.

"Berhenti meluk gue, anjing!" seruku sembari memukul punggung tangannya yang memeluk pinggangku.

Dia mengabaikanku dan malah meletakkan dagunya di bahuku, "Aku takut naik motor hehehe!" balasnya ditambah kekehan kecil.

Aku tau dia berbohong.

"Lu jangan modus ya, babi!" Tanpa basa basi aku langsung mencubit punggung tangannya dengan kuat dan membuatnya melepas pelukannya. Aku bisa mendengar dia menggerutu, namun berikutnya dia tertawa.

Kalian lihat? Dia anak yang aneh. Aku mengabaikannya dan memilih fokus mengendarai sepeda motorku. Tak sampai 2 menit, tangannya kembali melingkar dengan erat. Screw you!

Tak butuh waktu lama, kami sudah sampai di depan lesnya. "Turun lu!" perintahku. Dia melepas pelukannya di pinggangku dan segera turun dari motor.

"Thanks, Rey!" Senyumnya mengembang membuatnya terlihat manis?

Aku rasa aku sudah ketularan gilanya.

Aku tidak membalas perkataannya dan langsung melajukan motorku kencang. Mungkin aku memang harus istirahat, pikiranku mulai kacau dan tidak-tidak. Aku juga harus membeli vitamin, mungkin aku kurang gizi sampai berpikir seperti itu. Terlebih pada orang yang hampir memperkosaku sekali dan sudah memberikan blow job padaku sekali.

Sinting!

***

It's bad news.

Aku rasa pikiranku mulai ikut aneh. 'Barang'-ku tidak bisa naik melihat perempuan berdada besar di layar laptopku, klitoris berwarna merah muda, kulit mulus dan putih mereka, bahkan suara mereka mulai terdengar aneh. Sial, bagaimana ini?

Sejujurnya semalam juga seperti ini. Aku tidak bisa ejakulasi karena menonton ini dan lebih jujur lagi... astaga, kalian akan mengataiku sudah gila. Aku ejakulasi, namun hanya ketika membayangkan Kristo yang melakukannya padaku. Aku benar-benar sudah kacau.

Tanganku meraih ponselku dan membuka pesan lama dari mama. Setelah menemukan pesan itu, aku tersenyum tipis. Kedua orangtuaku akan pulang 2 hari lagi. Jadi, sepertinya tidak masalah jika aku tidak tidur di rumah malam ini.

segera kuganti bajuku dan memakai jaket kulit hitam andalanku. Hal yang tidak boleh ketinggalan saat ini adalah dompet dan pengaman. Aku akan hunting hari ini. Tidak boleh seperti ini terus, aku harus melangkah maju meninggalkan kenangan buruk itu.

Setelah persiapan selesai, aku berlari ke garasi dan melajukan motorku keluar dari halaman rumah. Udara malam menghampir di punggung tanganku yang tidak tertutup jaket. Sudah lama aku tidak keluar malam.

Setelah melewati perjalanan yang cukup memakan waktu banyak, motorku berbelok ke arah daerah yang remang-remang dan terdengar samar-samar musik dari tiap-tiap gedung. Aku akan hunting disini!

Aku pergi ke salah satu klub yang tidak pernah aku kunjungi dengan Brian dan lainnya. Aku sangat tidak berharap untuk bertemu dengan mereka saat ini. Buru-buru aku menyerahkan tiketku dan masuk ke dalam. Baru setelah pintu klub terbuka aku sudah mendengar musik yang keras dan berirama kencang. Hell yeah, im gonna have fun in here!

Aku langsung duduk di meja bar dan memesan minuman yang tidak terlalu berat. Aku tidak mau mabuk sebelum mendapatkan gadisku. Mataku sudah dimanjakan dengan gadis-gadis cantik dengan baju sangat minim, bergoyang dengan seksinya mengikuti irama. Dada mereka yang besar bergoyang, pinggul mereka yang besar melenggok, kulit mulus di bokong mereka yang tersingkap setiap melompat, dan last but not least rambut mereka yang terurai indah. Surga sekali.

Aku mendekati salah satu dari mereka, gadis berikat sanggul sehingga kulit lehernya yang mulus kelihatan. Dadanya cukup besar dan aku menyukainya. Aku menari bersamanya dan sesekali menggesekkan badanku dengannya, membiarkan penisku dari balik celana menyentuh pantatnya yang semok.

Tapi, tidak terjadi apa-apa.

What the hell?

Kenapa penisku tidak keras? Apa ini bukan selera penisku? Tunggu, penisku sudah punya otak tersendiri?

"Gue ke toilet," bisikku pada perempuan seksi itu.

Aku melangkahkan kakiku dengan cepat menuju kamar mandi. Ini tidak mungkin terjadi! Apakah aku mengalami disfungsi ereksi? Aku berdiri di depan cermin dan melihat cerminan diriku di sana. Tidak mungkin seorang Rey disfungsi ereksi! Tanganku memukul-mukul penisku berharap benda ini tidak rusak.

Ya Tuhan, ini punya garansi ga sih?!

Pintu kamar mandi terbuka membuatku menoleh ke arah pintu. Perempuan semok tadi di sana. Wajahnya terlihat jauh lebih cantik dari yang aku bayangkan. Di sana tadi terlalu gelap, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Mungkin begitu, tadi wajahnya tidak kelihatan, jadi aku tidak selera.

"Lu mau main?" tanyanya dengan genit. Aku tersenyum miring, tidak mungkin aku menolak!

Tanganku langsung meraih pinggang rampingnya dan mencumbu bibirnya dengan kecupan basah. Aku tidak boleh disfungsi ereksi! Aku tidak akan mengalami disfungsi ereksi!

Tanganku mengecup setiap inchi lehernya dan turun ke payudaranya. Bajunya yang menampakkan perutnya membuatku leluasa memanjakan lidahku bermain-main di sana. Sial, ini sangat Hot. C'mon my junior! Get hard! Aku ingin memanjakan klitorisnya, namun tangannya menarik pelan rambutku membuatku terpaksa berdiri mengikuti tangannya.

Ia mengecupku singkat sebelum menjelajahi tubuhku dengan kecupannya. Ia melepas jaket kulitku dengan cepat dan mengangkat bajuku. Aku bisa tahu pikirannya saat melihat abs milikku. Semua perempuan yang aku tiduri, tidak jauh beda dari dia. Ia mengirimkan sensasi listrik yang harusnya membuatku nikmat dari kecupannya. Namun, begitu dia turun dan membuka celanaku. Ia terdiam.

Ia mengernyitkan keningnya pelan sembari menatap penisku. Aku tahu sakitnya perasaan itu. Perasaan tertolak.

"Yang gue buat tadi, ga buat kontol lo tertarik?"tanyanya.

Ia tidak peduli aku menjawab apa, mulutnya mulai mengulum penisku. Aku harus merasa nikmat. Sial, ayolah! Kau pasti bisa! Aku menatap bayanganku di cermin dan melihat bayangan Kristo di belakangku. Tangannya melingkar di perutku dan tangan satunya memegang leherku. Ia menjilati ceruk leherku dan kemudia, "Rey..." Suaranya memanggil namaku terdengar bergema di kepalaku, aku melenguh dan penisku mulai mengeras.

Aku mendorong kepala perempuan yang sedang asik di penisku. Buru-buru aku memakai celanaku dan keluar dari kamar mandi meninggalkan perempuan itu sendiri. Kristo membuatku kacau! Aku harus membayangkan dia baru aku bisa keras?! Shit!

I Love My Big Bear [ 18+ ; BL ]Where stories live. Discover now