21

6.3K 624 0
                                    

Tanganku penuh dengan roti dan makanan ringan, semua ini aku bawa untuk persediaan selama mengerjakan tugas. Guru kami tidak ada yang masuk semenjak mereka hanya memberikan tugas untuk diselesaikan.

Mataku melirik sekilas ke dalam kelas Kristo, dirinya sedang terpaku diam dan tidak bergerak sama sekali. Berikutnya, tangannya bergerak mengecek ponselnya dan tersenyum manis. Barang belanjaanku kucengkram dengan erat. Dia dapat tersenyum saat melihat ponselnya sedangkan pesanku tidak ada yang dibalas satupun?

"Anak anjing!" Geramku.

Kakiku melangkah dengan buru-buru kembali ke kelasku. Dengan kasar kubuka pintu kelas dan menutupnya dengan kakiku. Aku duduk di bangkuku dan langsung merobek bungkus roti yang sudah penyet dengan jari-jariku tercetak di atasnya.

Punggungku kusandarkan ke bangku dan menaikkan kedua kakiku ke atas meja, menimpa buku-buku dan beberapa jajananku dengan tak acuh. Kuambil ponsel dari sakuku dan melihat pesanku yang kukirim. Dia membacanya.

"Argh!" Tanganku mematikan tombol off di ponselku dengan geram dan berulang kali sampai ponsel itu akhirnya me-restart dengan sendirinya.

Aku menurunkan kedua kakiku dan membuka bukuku kembali. Kenapa aku harus kesal? Kami tidak ada hubungan apa-apa, aku tidak perlu terikat dengannya, ini sama seperti yang sudah-sudah!

Tanganku menulis dengan cepat dan mataku membaca buku di sebelahku, ringkasan yang hanya satu bab ini pasti bisa mengalihkanku.

Kristo sialan!

***

Bunyi bel yang nyaring membuatku jengkel. Dengan segera, aku bangkit berdiri dan berjalan keluar kelas berusaha menghampiri Kristo di kelasnya.

Change the mood, Rey!

Aku tidak bisa mematikan api dengan bensin, hanya air dingin yang dapat mematikan api. Tidak sia-sia aku mengerjakan tugas bahasa, aku mendapat pencerahan dari sini.

Mari kita mulai menjadi anak yang baik dan bertingkah seperti biasa di hadapan Kristo!


Dengan langkah panjang dan cepat, aku berhasil sampai di kelasnya yang masih tertutup dan tidak ada suara dari dalam.  Aku mengintip melalui jendela dan melihat kelas itu kosong. Aku tidak ingat jadwal Kristo hari senin, tetapi yang pasti bukan jadwal olahraga.

Belum saja aku beranjak pergi, suara Kristo terdengar dari arah tangga. Aku melangkahkan kakiku dengan mengendap-endap berusaha mengagetkan Kristo.

"Dar!" pekikku.

"Woah!"

Laki-laki yang ada di sebelah Kristo terkejut dan kehilangan keseimbangannya. Kristo dengan geraknya yang cepat, menarik lelaki itu dan memeluknya erat. Aku sendiri hanya terdiam, bodohnya aku mengagetkan orang di tangga. Untung saja tidak terjadi apa-apa.

"Maaf, maaf!" ucapku menyesal.

Lelaki ini menatapku dengan aneh lalu berdecak tanpa suara. Apa-apaan dia?! Aku sudah minta maaf!

Kristo menatapku sebentar lalu menghela nafas panjang.

What's wrong?!

Ia melepas lelaki yang masih berada dalam pelukannya itu dan menatapnya, "Kau ga apa?"

"Yep, it's okay," ujar lelaki itu tersenyum tipis ke arahnya.

I Love My Big Bear [ 18+ ; BL ]Место, где живут истории. Откройте их для себя