34 (+)

12.8K 586 41
                                    

This chap has (+) in it so read this at your own risk. Please please please yang di bawah 18 tahun dan masih baca ini, kalian harus segera bertobat ya 🥲

Mataku hampir saja tertutup merasakan hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpaku. Suara berisik dari mahasiswa yang sudah menyelesaikan ujian semester mereka, suara kendaraan yang saling beradu, berlomba untuk pulang atau menikmati hari setelah ujian hari terakhir. Semuanya memenuhi indra pendengaranku, anehnya suasana ini sangat aku sukai.

Aku menyandarkan tubuhku di kursi yang disediakan di tepi jalan universitas. Kupejamkan mataku sebentar sekedar mengistirahatkan mataku yang kelelahan mengerjakan tugas proyek besar dan permintaan pelanggan.

Hari ini, Kristo berjanji akan menjemputku setelah aku selesai ujian. Ia bilang akan mengantarku dan memasakkan sesuatu. Setelah malam itu, aku sudah beberapa kali datang ke restorannya hanya untuk sekedar duduk dan memesan dessert yang ia buat.

"Rey!" Suara Dio membuatku membuka mataku dan melihatnya sedang menepi dengan motornya.

"Lo ngapain? Bukannya fakultas lo udah siap ujian kemarin?" Tanyaku.

Ia menunjuk seseorang yang berlari dengan riang ke arahnya. Seorang laki-laki yang kurang lebih aku kenal karena kami berasal dari fakultas yang sama. Ia berhenti di dekat kami dan segera bersembunyi malu-malu di balik badan Dio.

"Pacar?" Tanyaku.

Dio menoleh ke pacarnya dan langsung membelai dagu pacarnya seperti yang biasa dilakukan orang pada anak kucing, "Ini pacar Dio, ya? Iya apa iyaa?" Tanyanya dengan suara yang dibuat-buat.

Demi apapun, dia sangat aneh sekarang ini.

Pacarnya yang diperlakukan seperti kucing pun juga turut mengikuti apa yang dilakukan Dio. Ia memejamkan matanya dan mengeong seperti anak kucing.

Oke, sekarang ini saatnya aku menghindari dua orang aneh ini.

Aku senang Dio bertemu pasangan yang bisa mengimbangi keanehannya. Benar-benar bersyukur.

"Rey!" Panggil seseorang yang aku bahkan tidak tahu darimana.

Mataku mengarah mobil pribadi berwarna biru tua dan memfokuskan pandanganku pada sosok di dalam sana. Dio dan pacarnya berhenti melakukan tingkah anehnya dan ikut mengikuti arah pandanganku.

"Kristo...?" Dio yang tampak bingung menoleh ke arahku dengan cepat, "dia ngapain disini?" Tanyanya. Aku bisa merasakan emosi di nada suaranya yang meninggi.

Aku tersenyum canggung, "G- gue... bertemu dengannya lagi." Melihat tanggapan Dio yang sepertinya dia akan menyemburkan api dari mulutnya membuatku beranjak berjalan dengan cepat, "nanti deh gue ceritain. Hati-hati di jalan ya kalian!" Pekikku sembari berjalan semakin menjauh dari mereka.

Aku segera masuk ke dalam mobil yang ada di seberang jalan, "Jalan cepat! Sebelum lo diamuk sama Dio!" Perintahku pada Kristo.

Ia yang bingung akan tingkahku hanya menjalan mobilnya dan pergi dari sana. Aku menoleh ke belakang dan melihat Dio dan pacarnya yang aku lupa tanyai siapa namanya hanya menatap kepergian kami.

"Gimana ujianmu?" Tanya Kristo.

Aku berhenti menoleh ke belakang dan mengangguk, "Bagus! Kayaknya semester ini IP-ku bakalan bagus. Semester depan aku sudah mulai mempersiapkan judul proyek juga," jawabku antusias.

Ia tersenyum lebar dan menatap ke arahku. Dicubitnya hidungku gemas, "Pinter banget Rey sekarang." Pujinya yang sedikit mengejek.

Aku hanya membalas dengan memukul lengannya sembari tertawa lepas. Kristo  hanya mengaduh berpura-pura sakit, padahal aku yakin dengan tangannya yang kekar itu, ia tidak mungkin merasakan sedikitpun sakit dari pukulanku. Mungkin...

I Love My Big Bear [ 18+ ; BL ]Where stories live. Discover now