7. PEREMPUAN BERSARUNG TANGAN

7.8K 723 6
                                    

***

Aurora berjalan santai menuju kantin. Sebenarnya tadi banyak anak laki-laki juga perempuan yang mengajaknya ke kantin bersama, tapi Aurora menolaknya dengan halus. Bukan apa-apa, sebenarnya Aurora lagi nyari seseorang, makanya ia menolak tawaran mereka.

Aurora mengulum bibirnya saat seseorang, ralat, tiga orang yang ia cari, tengah duduk di meja yang sama.

Ia pun melangkahkan kakinya dengan santai. Seharusnya ia tak menjadi pusat perhatian, tapi karena meja yang ia tuju itu meja keramat, makanya semua mata langsung menyorotnya.

"Dia mau ngapain ke mejanya Sabrina? Mau di bully apa gimana?!"

"Dia gila hah?! Nyari mati itu cewek!"

"Dia anak baru yang dianter sama Hades tadi bukan sih?! Gila, nyari perhatian mulu!"

"Caper banget dih, najis!"

"Wah wah wah, minta di banting sama Sabrina itu!"

"Butuh siraman hujatan dari Brita kali!"

"Dih, anak baru kok suka nyari masalah."

"Cantik sih, tapi tolol."

Oke, boleh nyakar orang nggak sih?! Mayan ini kuku Aurora mumpung panjang-panjang! Langsung berdarah dah tuh. Lagian itu orang kok julid banget sih?! Suka-suka Aurora dong mau ngapain aja. Sirik bilang boss!

Aurora menggeleng menahan emosinya. Kalau ia mendengarkan ucapan mereka lebih lanjut, bisa-bisa ia langsung jadi trending topic! Dan itu nggak banget guys! Masa anak baru udah buat ulah?! Memalukan.

Aurora menyeringai saat Sabrina tengah meminum jus alpukat kesukaannya. Lalu, bak kecepatan angin, ia langsung menggebrak meja Sabrina dengan kencang.

"Uhuk! Uhuk! Anjing, siapa sih?! Nyari mati hah?!" Sabrina lantas marah saat ia tersedak jusnya.

Permata yang tengah tidur juga terlonjak. Ia menahan emosi. Siapa manusia yang berani mengganggu acara tidurnya?!

Lalu Brita, ia yang tengah makan nasi goreng juga tersedak. Untung nggak pedes cuy! Keselek itu sakit anjir.

Kantin langsung hening saat Sabrina menggebrak meja dengan tak santai. Ia belum sadar siapa yang menggebrak mejanya. Ia masih menunduk sambil membersihkan seragamnya yang basah akibat semburannya.

Aurora langsung memasang wajah paling polos dan imut yang ia punya.

Oke, kita hitung sama-sama!

Satu,

Dua,

Ti—

"WOY! LO BOSEN IDUP HAH?! MAU GUE JOROKIN DARI ATAP ROOFTOP, IYA?!"

"Mau dong kak." balas Aurora dengan suara lembutnya. Semua mata melotot padanya, bahkan lima laki-laki yang tadi pagi mengantarkan Aurora ke ruang kepsek juga ikut terbelalak. Mereka lalu mendekat, untuk berjaga-jaga kalau Aurora dibantai oleh Sabrina dan kedua sahabatnya.

"WAH! NYARI MATI LO ANJ—WAIT!" Sabrina menghentikan ucapannya saat sadar akan suara familiar yang baru saja menjawab ucapannya.

Bak slow motion, ketiga perempuan itu lantas mendongak. Menatap siapa gerangan pelaku utama atas kekacauan ini.

Aurora menatap mereka dengan polos. "Kok nggak dilanjut?" tanyanya.

"What the hell?! Aurora?! Is that you?!" pekik Sabrina nyaring.

Aurora menaikkan sebelah alisnya. "Yes, it's me! Why?" balasnya.

Brita mengerucutkan bibirnya. Tanpa aba-aba, Brita dan Sabrina langsung menerjang Aurora dengan pelukan. Bagaimana dengan Permata? Oke, nggak usah berharap lebih. Perempuan mager kayak dia, mana mau disuruh rebutan pelukan begitu? Kayak nggak ada waktu lain aja.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Where stories live. Discover now