11. REVAL, TRAUMA, DAN DINNER

6.7K 577 3
                                    

***

Reval membuka pintu kamar putrinya dengan pelan. Kemudian, ia menutupnya kembali sambil menatap tiap-tiap sudut kamar Aurora.

Reval menghela nafas saat melihat putrinya tengah duduk melamun di balkon kamar.

Reval mendekat dan mengelus lembut kepala Aurora yang masih terbalut jilbab sekolah itu. "Anak Ayah kenapa lagi, hm?" tanyanya penuh perhatian.

Aurora menoleh, tak lama ia langsung menghambur memeluk sang Ayah dengan erat. "Ayah, Aurora rindu....huhuhu..." rengeknya yang teredam dalam pelukan hangat Reval.

Reval tersenyum. Dalam hati ia bergumam, 'lihat! Aurora sangat mirip denganmu bukan? Sangat menggemaskan!'

"Ayah juga rindu." bisik Reval sembari mengecup puncak kepala Aurora.

Cukup lama keduanya berpelukan. Sampai akhirnya pertanyaan Reval membuat Aurora melepas pelukan itu.

"Kamu masih memikirkannya?"

Aurora terdiam. Entah harus mengucapkan apa, tapi yang jelas, ia tengah tak ingin membahas hal itu.

Reval mengulum bibirnya. "Princess, sampai kapan kamu seperti ini? Kamu nggak kasihan sama abang-abang mu? Mereka mengkhawatirkanmu!" ucapnya menyadarkan.

Aurora masih diam. Ia merebahkan dirinya di kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan sorot mata sendu. "Rara nggak tau Ayah, rasanya...terlalu sulit untuk berdiri, saat cidera ini masih belum sembuh." jelasnya ambigu.

Reval menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sikap dan ucapan Aurora yang ambigu itu sangat mirip dengan sang istri. Sampai-sampai Reval terkadang musti googling karena tak paham dengan ucapannya.

"Kamu...ngomong apa?" tanya Reval kikuk.

Aurora menghela nafas kasar. Reval ini tak tau situasi sekali. Genrenya udah sedih ini, tapi kenapa Reval malah merusak suasana?!

"Dahlah males," ketus Aurora.

Reval cengengesan. "Jangan gitu dong sayang, Ayah udah hukum mereka kok. Tenang aja! Oke? Jangan marah-marah mulu ah, masa anak gadis suka marah-marah."

Aurora memicing tak suka. Entah kenapa ia sensitif dengan kata 'marah-marah' seolah mengatakan kalau Aurora galak. Emang Aurora galak? Enggak kan?

"Dihukum apa?" tanya Aurora.

"Jaga Jack."

"APA?!"

Aurora melotot horor. Menatap Reval dengan bergidik ngeri. "A-ayah bercanda?"

Reval menggeleng santai. "Ayah serius, sayang." katanya.

Aurora meringis. Dalam batin, ia bergumam, bukan salahku kan?

"Ayah...nggak kasihan sama mereka?"

Reval terkekeh geli. Lihat, putrinya ini benar-benar menakjubkan. Udah dibuat sakit hati oleh abang-abangnya, tapi masih aja punya belas kasihan. "Buat apa? Itu hukuman yang pantas buat mereka." jawabnya.

"Ya tap—"

"Udah, sekarang kamu bersih-bersih gih, nanti malam kita dinner." ujar Reval memotong pembicaraan Aurora.

Aurora memekik. "IHH, SERIUS?!"

"Serius dong."

"YEAYY! THANK YOU AYAH!"

"You're welcome, dear."

***

Sebenarnya, Aurora tidak ada masalah apa-apa dengan warna pink. Dulunya begitu. Sampai pada sebuah kejadian tragis yang ia saksikan didepan matanya, membuat dirinya yang semula biasa saja ketika melihat warna pink, menjadi ketakutan.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Where stories live. Discover now