57. CALON ISTRI ALASTAIR DEWA SMITH

3.5K 332 22
                                    

***

"Bagaimana persiapan disana, Guntur?" Meisa mondar-mandir sambil bertelepon dengan Guntur, sekretarisnya yang telah lama ia angkat menjadi pemimpin di perusahaannya.

"Tujuh puluh lima persen siap."

"BARU TUJUH PULUH LIMA PERSEN?!" Meisa refleks memekik mendengarnya.

"Benar, nyonya."

"Satu bulan, dan lo nggak bisa bikin persiapan matang sampai seratus persen?!" Meisa kembali memekik. "Lo makan gaji buta, kan, anying!" tanpa sadar, ia mengganti kosakatanya menjadi lo-gue.

"Sialan. Lo jadi majikan nggak ada terimakasih nya, ya. Udah untung gue mau lo suruh buat ini acara."

"Mikir, setan! Orang waras mana yang bisa ngatur serentetan acara pernikahan, cuma dalam waktu satu bulan?!!"

"Harusnya lo peka dikit, lah. Gunain itu suami lo buat bantuin gue, jangan cuma bacot doang. Lo pikir gue nggak capek apa?"

Meisa cengo untuk beberapa saat. Sebentar, ini dirinya sedang diceramahi, nih? Tidak salah?

"Wah, lo jadi babu kurang ajar juga, ya." Meisa geleng-geleng kepala. Wanita itu mencebikkan bibirnya. Andai Guntur ada di depannya, sudah pasti ia akan baku hantam segera laki-laki itu.

"Lagian lo, sih! Ngasih kerjaan nggak kira-kira! Gue kan juga mau quality time sama bini gue! Kalau lo kasih kerjaan mulu, kapan gue buat proyek ganda putranya?!"

"Tur, lo mau gue pecat?!" Meisa tersenyum paksa. "Kalau lo nggak mau gue kasih kerjaan, yaudah, resign aja sana! Biar lo dibanting bolak-balik sama bini lo."

"Sialan. Iya, iya. Ini gue kerjain anjir."

"Yaudah sana! Tinggal satu minggu. Kalau sampai satu hari menjelang hari H, lo masih belum selesaiin itu tugas lo, siap-siap aja gue pecat!"

Tut.

Ia memutuskan panggilannya sebelum Guntur sempat membalas. Wanita itu mengurut pelipisnya pusing. Iya, ia sadar. Sangat sadar kalau hanya orang tidak waras yang mempersiapkan acara pernikahan dalam waktu satu bulan. Tapi mau bagaimana lagi? Ini permintaan putra pertamanya. Ia tak mungkin abai, untuk laki-laki pertama yang kelahirannya ia perjuangkan mati-matian itu.

Selepas Alastair pulang dari Jerman, lelaki itu langsung datang ke rumah Reval tanpa takut. Melamar Aurora, dihadapan semua abang-abangnya juga. Sehari setelah kejadian itu, Alastair mengajak Meisa dan Arya untuk melamar Aurora secara resmi.

Dan saat ditanya, ia ingin melangsungkan pernikahan kapan, lelaki itu dengan lantang menjawab bulan depan. Sungguh keberanian yang patut diacungi jempol.

Setelah dengan entengnya mengajak menikah dalam waktu satu bulan, kini Meisa yang harus kerepotan sendirian. Wanita itu sibuk memerintah anak buahnya untuk membagi tugas dalam persiapan pernikahan putranya.

Ia memang ingin mempersiapkannya sendiri. Karena ia tak mau merepotkan keluarga mempelai perempuan. Pokoknya, Aurora hanya perlu mempersiapkan dirinya untuk menjadi istri dari seorang Alastair Dewa Smith.

"Honey."

Panggilan itu membuat Meisa yang fokus menghitung jumlah tamu undangan dengan laptop di hadapannya, menoleh pada sumber suara. "Kenapa, Mas?"

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon