51. TOMBAK KEJAYAAN ZEUS

2.1K 266 28
                                    

Selamat tahun baru. Apa wishlist kalian yang sudah tercapai di tahun lalu?

***

"BANG NAKULA?!"

Setelah Gusti berteriak demikian, semuanya menoleh dengan mata membulat. Ada yang sampai oleng, karena tak kuat menahan tubuh. Saking kagetnya akan kedatangan Nakula yang tiba-tiba.

Nakula Gandhewa. Sosok laki-laki berwajah kelewat tampan blesteran Amerika-Turki. Perpaduan wajah yang tidak pernah ditemukan di Indonesia itu, selalu sukses membuat para perempuan mimisan di tempat.

Nakula adalah adik angkat dari Fatamorgana Gandhewa. Laki-laki berusia duapuluh tujuh tahun itu masih begitu tampan, nyaris tak terdeteksi kalau umurnya hampir menginjak kepala tiga. Ia memiliki rahang tegas dengan sorot mata dingin sekaligus mengintimidasi.

Garis wajahnya begitu unreal. Sampai-sampai banyak yang tak percaya, kalau Nakula adalah manusia. Masalahnya, tak ada manusia sesempurna itu!

Dan Nakula telah melewati batas kewajaran ketampanan laki-laki.

Nakula hanya berdehem. Masih dengan tatapan yang sama. Revolver keluaran terbaru yang merupakan terobosan dari perusahaan miliknya itu, masih ia pegang dengan erat di tangan kirinya.

Iya. Nakula menembak menggunakan tangan kiri. Bukan kidal, tapi ia memang suka melakukan sesuatu yang berbeda dari orang lain. Kalau orang lain menembak menggunakan tangan kanan, maka ia menggunakan tangan kiri. Hal itu dilakukan oleh profesional, jadi jangan coba-coba untuk mencobanya.

Nakula berjalan mendekati Aurora. Yang seketika, semuanya membukakan jalan untuknya. Bak seorang presiden yang di kawal banyak paspampres. Dengan gaya cool, ia melangkah seraya memasukkan tangan kanannya ke saku celana hitam miliknya.

Sorot matanya masih sama. Datar dan mengintimidasi. Dalam hati, lelaki berusia duapuluh tujuh tahun itu berdecak kagum saat melihat style Aurora yang begitu memukau.

Sesampainya di depan Aurora, ia diam. Semua orang juga ikut diam. Namun, keterdiaman mereka berganti kepanikan saat Nakula melempar revolvernya ke sembarang arah.

Secara kompak, mereka menyingkir dengan gerakan melindungi diri sendiri. Jangan sampai, kepala mereka menjadi korban pistol tersebut.

"ANJING!"

"ASTAGHFIRULLAH! GUE BELUM MAU MATI, DOSA GUE MASIH BANYAK, ANYING!"

"SIAL. GUE KESINI BUKAN MAU SETOR NYAWA CUMA-CUMA YA, ANJING."

"BANG NAKULA NIAT BANGET MAU BUNUH KITA."

"DEMI DEWAAA, BANG NAKUL TERNYATA LEBIH NYEREMIN DARI NENEK TAPASYA!"

"SI ANJIR BANG NAKUL KALAU BUAT PRODUK BARU EMANG SUKA NGADI-NGADI."

"STRESS BANGET PUNYA SESEPUH MACEM BANG NAKUL."

"BANG NAKUL ADA MASALAH IDUP APA SIH?!"

"KETURUNAN GANDHEWA EMANG GILANYA BUKAN KALENG-KALENG!!"

"Berisik!" Adit berujar sarkas sambil menangkap revolver tersebut. Tanpa sadar, semuanya menahan nafas melihat itu. Kalau revolver yang dilempar adalah revolver biasa, mereka tak akan sepanik itu. Masalahnya, revolver itu adalah revolver terobosan terbaru yang baru saja dikeluarkan oleh perusahaan milik Nakula.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن