SPECIAL CHAPTER - ADIT & HIS SECRET WIFE

1.2K 51 5
                                    

Spesial Chapter - Adit & His Secret Wife

***

"Mau kemana?"

Adit menghentikan langkah mendengar suara ibu tirinya. Ia lantas menggenggam erat pergelangan tangan perempuan yang beberapa jam lalu resmi menjadi istrinya. Ia kemudian berbalik dan langsung berhadapan dengan tatapan angkuh ibu tirinya. "Kamar," jawabnya singkat.

Ibu tirinya lantas mengerutkan kening. "Tamu undangan masih banyak, dan kamu malah mau tidur?" Ujarnya sinis.

Adit menatap ibu tirinya dengan datar. Sedangkan tangan kirinya beralih merengkuh pinggang sang istri. "Istri saya ingin istirahat."

"Ck, dasar lemah," gumam ibu tirinya. Ia kemudian berdehem. "Biar Mami antar, kamu ditunggu Papamu di bawah," lanjutnya.

Adit mengeraskan rahang. Ibu tirinya pikir ia akan membiarkan istrinya bersama dengannya? Haha, tidak akan. "Tidak."

"Mami nggak akan apa-apain dia. Kamu juga tau kalau Mami nggak suka beraksi di tempat sepi, nggak seru. Jadi lebih baik simpan prasangka burukmu itu karena kamu harus segera turun sebelum Papamu menyeretmu." Melisa, ibu tirinya mencoba membujuk putra tirinya itu. Toh, ia tak mungkin macam-macam pada istri Adit disaat mereka baru saja menikah. Nanti saja, ada saatnya ia untuk membuat keributan.

Mendengar ucapan ibu mertuanya yang tampak sungguh-sungguh, perempuan di sebelah Adit lantas melepaskan pelukan. "Mas Adit turun aja, aku bisa ke kamar sendiri kok."

Adit lantas menatapnya tak setuju. Bagaimana kalau ibu tirinya bertindak sesuatu yang membuat istrinya tak nyaman?

"Mas Adit tenang aja. Mas nggak lupa, kan gimana sepak terjang aku dulunya? Aku nggak semudah itu untuk ditindas," bisiknya pada telinga sang suami.

Sialan! Bukannya mendengar bisikan istrinya, Adit malah gagal fokus saat nafas istrinya menerpa telinganya. Tubuh Adit panas dingin dengan otak kemana-mana. Ya, Adit sudah berusia 27 tahun. Otak polosnya tidak akan bertahan selama itu. 

Adit lantas menghembuskan nafas, mencoba bersikap sebiasa mungkin. "Oke. Kamu hati-hati, hm?" Ia kemudian mengecup singkat dahi sang istri, lalu berbalik menuruni tangga.

Sepeninggal Adit, perempuan yang berstatus sebagai istri dari Aditya Dewanata itu tidak bisa kemana-mana karena ibu mertuanya menyudutkannya ke tembok. Melisa, wanita itu lantas menatapnya dari atas ke bawa dengan tatapan menilai.

"Saya tidak tau hal baik apa yang ada dalam diri kamu sehingga Adit lebih memilih menikah dengan kamu daripada menikah dengan perempuan pilihan saya yang jelas bermartabat dan berpendidikan. Saya kira Adit menolak perjodohan itu karena dia masih mencintai Aurora. Padahal kalau itu alasannya, saya bisa bantu dia untuk merebut Aurora dari Alastair. Sayangnya, dia malah memilih kamu yang dari segi manapun, tidak ada hal baik yang saya temukan."

Melisa menghentikan ucapannya, ia bisa melihat sorot takut dari mata menantunya. "Tapi tiba-tiba kalian menikah tanpa memberitahu saya dan suami saya. Ya, Adit sudah hafal dengan tingkah saya makanya dia memilih untuk mengambil jalan seperti ini. Adit jelas tau kalau saya nggak mungkin merusak acara pernikahan kalian yang tiba-tiba. Satu hal perlu kamu tau, kalau kamu berniat macam-macam dengan Adit, berniat menghancurkan kehidupan Adit, atau bahkan menguasai Dewanata, kamu akan berhadapan dengan saya."

"Saya memang suka membuat keributan, tapi saya tidak akan tinggal diam kalau kamu berniat merusak rumah yang sudah saya dapatkan sejak lama. Saya tidak ingin Dewanata goyah karena kamu, karena itu sama saja menghancurkan saya."

"Jadi, simpan semua rencana busuk kamu itu, hm?"

"Aku nggak punya sedikitpun niat untuk menghancurkan Dewanata, Mami," cicit perempuan dalam cengkeraman Melisa.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang