47. PERAWAT YANG BUTUH DIRAWAT

2.4K 287 7
                                    

***

"Gimana?" Devano bertanya pada dokter khusus yang menangani Andra. Dokter hebat yang sengaja dia datangkan khusus untuk Andra dibawah naungan Papanya.

Dokter tersebut mengulas senyum tipis kemudian menjawab, "Tuan Andra sudah siuman, dan dia meminta dipertemukan dengan Aurora."

Jeff mendengus. Baru juga sadar, udah Aurora aja yang ditanyain. Apa anak-anak Poseidon tak ada harganya dimata Andra?

Devano mengangguk. "Yaudah, lo boleh pergi."

"Kalau begitu saya permisi, Tuan."

"Hm."

"Tan, telepon Aurora!" titah Devano mutlak.

Selatan mengangguk kemudian menelpon Aurora. "Assalamu'alaikum, Ra."

"Waalaikumsalam. Kenapa Kak?"

"Andra udah sadar, dan dia mau ketemu sama lo. Lo bisa dateng nggak?"

"KAK ANDRA SADAR?!" pekik Aurora dari seberang sana, membuat Selatan mengusap telinganya.

"Iya Ra. Lo bisa kesini, kan?"

"Bisa Kak. Yaudah aku siap-siap dulu."

"Oke, gue matiin ya. Wassalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut.

Selatan langsung kembali ke tempat duduknya yang kebetulan berhadapan dengan Indra. Dia menepuk pundak cowok itu pelan. "Santai Ndra, Andra udah sadar kok. Lo nggak perlu khawatir lagi," hiburnya.

Devano dan Jeff langsung mendekat. Anak-anak Poseidon yang lain, Devano perintahkan untuk pulang. Dia tidak mau membebani anggotanya untuk masalah ini. Biar dia dan inti Poseidon yang bergerak.

Indra mengusap wajahnya gusar. "Tadi Mama sama Papa kesini, kan?"

Jeff dan Selatan menegang mendengar itu. Mereka sama-sama bungkam karena tidak tau harus menjawab apa. Devano menghela nafasnya, lagi-lagi masalah ini yang membuat Indra murka.

Indra berdecih atas keterdiaman dua sahabatnya yang tadi sore dia tugaskan untuk menjaga Andra. "Kenapa diem aja? Gue bener, kan?" tuntutnya.

Jeff menghembuskan nafasnya. "Iya, tadi bonyok lo dateng, tapi cuma sebentar kok---"

"Iya, sebentar. Tapi gara-gara kecerobohan kalian, mereka lagi-lagi nyalahin Poseidon atas hal ini!" Indra membentak murka. Urat-urat lehernya menonjol dengan wajah memerah.

"Ndra, yang diucapin orang tua lo itu bener. Ini salah Poseidon---"

"NGGAK! INI SALAH HADES! MEREKA YANG NGGAK PUNYA OTAK WAKTU ITU! SAMPAI-SAMPAI ANDRA YANG NGGAK TAU APA-APA JADI KORBAN KEEGOISAN MEREKA!"

Indra memotong ucapan Devano dengan teriakan tak terima. Cowok itu menatap ketiga sahabatnya nyalang.

Selatan membasahi bibir bawahnya. "Ndra---"

"DIEM LO!" Selatan diam mendengar itu. Dia hanya mampu menatap Indra dengan tatapan datar.

Dengan nafas memburu, Indra mengangkat kepalan tangannya, bersiap menghantamkan pukulan ke wajah Jeff.

"BRENG---"

"KAK INDRA!"

Teriakan itu membuat empat laki-laki disana membatu. Mereka serentak menoleh pada seorang gadis yang datang dari arah belakang.

"Aurora?"

Aurora mendekat kemudian mendorong Indra sehingga cowok itu mundur selangkah. Dia menatap Indra nyalang. "KAKAK PIKIR SEMUA MASALAH BISA SELESAI DENGAN BERANTEM?!"

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Where stories live. Discover now