24. KEPINGAN MASA LALU

3.6K 339 9
                                    

***

BYURR!!

"BANGUN!!!" bentak seorang lelaki setelah menyiram Aurora dengan seember air dingin.

Aurora tersentak kaget. Mata bulatnya secara perlahan terbuka. Ia masih loading, menyesuaikan dirinya dengan keadaan ruangan yang sangat gelap ini.

"UDAH BANGUN LO HAH?! ENAK BANGET TIDUR LO, HM?!" bentaknya lagi dengan mata melotot.

Lagi-lagi Aurora tersentak. Ia menatap lelaki didepannya dengan bingung. "K---Kamu...siapa?" tanyanya terbata-bata.

Lelaki didepannya menyeringai lebar. Wajahnya yang tampan, malah membuat dirinya semakin tampan. Mirip psikopat yang haus darah. "Gue?" ia menunjuk dirinya sendiri. "...gue adalah musuh cowok lo!!" lanjutnya dengan penuh penekanan.

Aurora terdiam. Musuh cowoknya? Hei, apa lelaki didepannya ini ngelindur? Sejak kapan Aurora punya cowok?

"Aku nggak punya cowok," jawab Aurora jujur.

"HALAH! NGGAK USAH BOHONG LO, BITCH!!" serunya dengan keras.

"A---Aku emang nggak punya cowok," balas Aurora takut-takut.

"Terus Alastair? Siapa lo? Simpenan lo?!"

Aurora mendongak. Netranya menatap lelaki didepannya dengan tak terima. Simpenan katanya? Duit kali ah. "JAGA YA MULUT KAMU!" bantahnya.

PLAK!!

Tamparan keras mendarat mulus di pipi Aurora. Aurora membeku. Pipinya terasa panas, belum lagi rasa amis yang masuk ke bibirnya. Sepertinya sudut bibirnya terluka.

Aurora mendongak takut. Matanya berkaca-kaca menatap laki-laki didepannya. Bagaimana bisa laki-laki yang tidak dikenalnya ini, berani menampar pipinya, sedangkan semua orang yang kenal dengannya berlomba-lomba untuk mengelusnya?

Tanpa Aurora sadari, laki-laki didepannya menegang. Ia menatap telapak tangannya sendiri yang dengan lancangnya menampar seorang perempuan.

"DEVANO! APA YANG LO LAKUIN HAH?!" teriak Jeff murka. Laki-laki itu berlari dari luar, setelah mendengar suara tamparan yang sangat keras.

Devano Dirgantara. Laki-laki yang menjabat sebagai Ketua Poseidon. Laki-laki brutal yang semua keinginannya harus terpenuhi semuanya. Tak peduli kalau hal itu menyakiti orang lain. Karena faktanya, Devano punya kekuatan yang setara dengan Alastair. Sama-sama brutal.

Ada sebuah kejadian di masa lalu yang membuat Devano punya dendam kesumat pada Alastair. Poseidon dan Hades yang awalnya bersahabat, seketika langsung saling serang dan saling bermusuhan setelah tragedi penting itu. Tragedi yang tak akan pernah terlupakan, baik dari pihak Poseidon maupun dari pihak Hades.

Devano menoleh kearah Jeff, wakilnya dengan gamang. Raut wajahnya tak dapat diartikan. "J---Jeff, gue..."

Jeff menggeleng. "Nggak gini Dev, kita sekap dia, cuman buat pancingan supaya Alastair ngakuin kesalahannya. Bukan buat nyiksa dia, dia perempuan Dev," jelasnya dengan menatap Devano kecewa.

Jeffrico Danendra. Wakil ketua Poseidon yang agak dingin, punya tempramen tak wajar, tapi sangat menghormati perempuan. Laki-laki blasteran Arab-Indonesia ini sangat dewasa dibanding temannya yang lain.

"Ada apa ini?"

Dafandra Xaviero. Masih ingat dengan Andra? Iya, dia adalah salah satu laki-laki yang berperan saat penculikan Aurora. Laki-laki dengan pembawaan tenang ini, memiliki wajah yang tegas serta tatapan mata yang tajam. Walaupun tenang, tapi Andra mampu melenyapkan musuhnya secara brutal ketika dirinya benar-benar emosi.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang