14. KALUNG BERBANDUL MAWAR HITAM

6K 503 1
                                    

***

"Kak Alastair tadi ngutarain perasaannya sama aku."

Ucapan santai Aurora, membuat Sabrina, Brita, dan Permata yang tengah makan semangkok seblak, tersedak berjamaah.

"Udah gue duga, itu Gorila emang suka sama lo!" ujar Sabrina sesaat setelah ia meneguk air didepannya dengan rakus.

Permata hanya mampu menghela nafasnya dengan kasar. Tenggorokannya terasa panas, kuah seblak tadi terasa nyangkut di lehernya. Pengen marah, tapi mana bisa marahin bocil cem Aurora.

"Terus terus, lo jawab apaan!?" tuntut Brita sembari mencondongkan tubuhnya.

"Nggak aku jawab apa-apa." jawab Aurora polos.

"HEH?! GIMANA GIMANA?!"

"Ya abis kak Alastair ngomong gitu, aku langsung pergi. Nggak ngomong apa-apa."

"Nah! Pinter, kalo dia ngomong lagi, cuekin aja udah. Dia itu bibit-bibit fucekboy! Dan gue nggak mau sahabat gue jadi korban dia yang selanjutnya!" sahut Brita dengan menggebu-gebu.

Pletak!

"Alastair mana ada tampang fuckboy sih anjir! Yang ada mantan lo tuh," timpal Sabrina tak setuju.

Brita menatap Sabrina tak suka. "NGAPAIN BAWA-BAWA MANTAN?!" sahutnya tak selow.

Sabrina terbahak. "Ya kali aja lo gagal moveon."

"Dih, sorry ya. Gue cantik, gue seksi, gue berbakat. Nggak banget kalo sampe gue gamon sama itu remahan rengginang." sinis Brita.

"Ati-ati jilat ludah sendiri." sindir Permata yang diam sejak tadi.

Brita merengut. "KENAPA JADI MOJOKIN GUE SIH ANJIR! TAI LAH, NGGAK LIKE AKUTU!"

Aurora terkekeh, ia menatap Brita jahil. "Jangan terfokus sama masa lalu Ta, banyak kebahagiaan yang menanti kamu di depan sana. Buat apa mikirin yang udah lalu coba." ujarnya yang mendadak menjadi puitis.

Brita melotot. "GUE KAGAK GAMON YA ANJIR!" kilahnya yang semakin membuat tiga perempuan didepannya terbahak kencang.

"Ra, jangan percaya sama si Alastair itu. Kali aja dia cuma iseng sama lo. Gue nggak mau, lo disakitin sama cowok berandalan kek dia." cetus Permata tiba-tiba.

Keadaan meja makan rumah Permata langsung hening setelah Permata mengucapkan hal itu.

Aurora mengangguk. "Aku tau. Lagian kalian tau prinsipku bukan? Kalau ada taaruf kenapa harus pacaran?" ujarnya sambil mengerling jahil.

Sabrina tertawa. Aurora memang satu-satunya sahabatnya yang berada di jalan yang benar. Sisanya, ya ada yang belok ada yang masuk tanjakan. Dan dia bersyukur, setidaknya masih ada orang yang bisa menjadi penuntunnya.

"Nah, mending mulai sekarang lo jauh-jauh deh dari Alastair. Gue takutnya dia malah buat idup lo berantakan. Lo tau kan kehidupan ketua geng itu kek apa?" kata Brita.

"Tapi menurut gue nih ya, si Alastair nggak mungkin nyerah gitu aja. Kalian tau sendiri kan sepak terjang dia? Nggak ada yang bisa nolak keinginan dia broo! Dan gue yakin, dia juga nggak bakal tinggal diem kalo Aurora ngejauhin dia." celetuk Sabrina.

Permata mendengus. Ketua Hades itu memang membuatnya mikir keras. "Kasih tau aja sama Om Gerald." ujarnya.

Brak!

"Santai anying." umpat Brita kaget.

Sabrina yang baru saja menggebrak meja, memilih abai. Ia menatap Aurora dengan berbinar. "Bisa tuh Ra, lo langsung aja telpon Om lo, gue jamin dia nggak bakal tinggal diem!" kompornya menggebu-gebu.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora