26. KANDANG LAWAN

3.8K 336 8
                                    

[ HAPPY READING ]


***

Sebuah taksi berwarna biru muda tampak memasuki gerbang SMA Brawijaya dengan lambat. Tak tanggung-tanggung, taksi itu bahkan berani parkir di parkiran mobil khusus guru. Entah penumpangnya atau sopirnya yang gila, tapi yang jelas hal ini membuat semua anak Brawijaya heboh.

Tak lama, dari kursi penumpang bagian depan terbuka, dan muncullah Aurora. Diikuti oleh Andra, Indra, Jeff, dan Selatan dari kursi belakang.

Sedang sang sopir, keluar dengan gaya angkuhnya seraya membenarkan kaca mata hitamnya yang sempat melorot. Mau tau dia siapa?

Yap. Devano Dirgantara. Si Komandan Poseidon. Musuh bebuyutan Alastair beserta anak Hades lainnya.

Sebenarnya, Devano cukup malu untuk turun. Bayangkan saja, Komandan Poseidon yang terkenal brutal, nyupir taksi? HEI! MAU DITARUH DIMANA WAJAHNYA SETELAH INI?!

Tapi, Devano tak mampu menolak saat melihat tatapan melas Aurora yang mirip kucing itu. Benar, Devano sudah terhipnotis akan mata bulat itu. Hah, terdengar mustahil, tapi rupanya Aurora berhasil membuat kemustahilan itu menjadi sebuah kenyataan.

Sabar Dev, demi Aurora! Batin Devano menyemangati diri sendiri.

Melihat ada anak Poseidon datang, terutama dengan Devano yang cosplay jadi sopir taksi. Juga Aurora yang ikut bersama mereka, membuat semuanya riuh.

"GUE SEBENERNYA TAKUT, TAPI GUE KEPO NJIR! INI DEVANO KERJA SAMPINGAN JADI SOPIR TAKSI APA GIMANA?!"

"GILA. KALO SOPIR TAKSINYA MODELAN KEK DEVANO, GUE MAH RELA BUAT DICULIK!"

"ANJROT! GIMANA CERITANYA DEVANO BISA MASUK SINI?!"

"LOH, BUKANNYA AURORA HILANG YA? ANAK HADES SAMA PERSEPHONE BAHKAN PANIK NYARIIN DIA. KOK DIA MALAH SAMA ANAK POSEIDON?!"

"BERANI BANGET ANAK MATARAM MASUK KE BRAWIJAYA."

"AURORA ADA HUBUNGAN APA SAMA MEREKA?!"

"Jangan didenger," ucap Devano lembut seraya menutup kedua telinganya dengan tangan besarnya.

Aurora terkekeh canggung. Aurora nggak budek, cuma karena Devano nutup telinganya, di pikir nggak kedengeran? Telat buset.

"Mana bisa goblok?! Suara mereka itu kenceng!" ingin rasanya Aurora berkata demikian, tapi lagi-lagi dirinya cukup segan dengan Devano setelah kejadian beberapa jam lalu di tempat penyekapannya.

Sehingga yang ia ucapkan hanyalah, "Iya Kak."

"Kita anter sampe kelas ya?" pinta Selatan dengan tersenyum.

Aurora menggeleng ribut. Baru sampe parkiran aja, semuanya udah heboh. Gimana kalo dianter sampe kelas? Bisa-bisa abis ini Aurora kenyang sama hujatan.

"Enggak usah Kak, mending kalian pulang sekarang," usir Aurora dengan mata mengeliling.

Andra berdecak. "Kenapa? Takut ketahuan Alastair? Nggak usah takut, gue yang bakal abisin dia kalo dia macem-macem sama lo, kalo gue berani sih," lanjutnya di dalam hati. Bukannya takut, hanya saja kekuatan Alastair itu jauh diatasnya. Kalau disandingkan dengannya, Andra jelas kalah telak.

"A---"

"Kita anter." ucap Jeff dingin. Laki-laki itu menatap Aurora dengan tajam.

"Nggak usah Kak, aku bisa sen---"

"Lo pikir gue ngasih penawaran?" sinis Jeff sambil mengusap jambul cetarnya. Banyak anak Brawijaya yang gigit jari melihat itu. Tolong, kenapa musuh lebih berdamage?!

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang