50. PROSESI ALIH KEPEMIMPINAN

2.4K 254 37
                                    

Haii, mau end sampai chapter berapa?

***

Lapangan Merah kini kembali ramai. Banyak orang berlalu lalang, sibuk pada kegiatan masing-masing. Zeus sedang menata parkir, menutup jalan dari perempatan lalu lintas, sampai tikungan gang masuk. Mereka secara kompak menjaga jalan agar tidak dimasuki oleh orang yang tidak berkepentingan.

Di sekeliling Lapangan Merah, dipasang banyak tenda yang sekarang sedang diurus oleh anak Poseidon. Kebetulan, Andra juga sudah keluar dari rumah sakit. Ia memang masih perlu bedrest, tapi sayangnya bocah itu begitu bebal. Sehingga ia dengan keras kepalanya ingin ikut membantu.

Sedangkan di bagian pojok kiri lapangan yang terdapat satu pohon mangga besar, digunakan anak Hades untuk memasak. Iya, kalian tidak salah lihat. Untuk urusan konsumsi, Aurora memilih Hades yang mengurusnya. Sekaligus sebagai salah satu hukuman kecil untuk mereka.

Rencananya, seusai prosesi alih kepemimpinan, mereka akan melaksanakan makan bersama yang makanannya di masak langsung oleh anak Hades. Ada berbagai masakan, seperti soto ayam, ayam geprek, lontong sayur, dan berbagai masakan lokal lainnya.

Merakyat? Iya! Ini dibuat juga dalam rangka membuat anak Zeus untuk tidak ketergantungan pada makanan barat. Aurora pastikan, kalau mereka akan menghabiskan masakan itu.

Tugas terakhir dilaksanakan oleh anak Persephone. Apa? Tentu saja bersantai. Persephone mendapat bagian sebagai pengamat pekerjaan Zeus, Poseidon, dan Hades. Dan tentunya, mereka juga sekalian melakukan patroli. Untuk memastikan kalau si penghianat itu tidak membuat ulah.

Disisi lain, Aurora tengah berkutat dengan laptop miliknya. Di layar monitor, terdapat sederet angka aneh yang jika dipandang oleh orang awam, akan kebingungan setengah mampus. Disebelahnya, ada Gebi yang juga ikut memandang layar tersebut.

"Dapet?"

Gebi berdehem. Jari telunjuknya menekan beberapa tuts keyboard dengan tatapan penuh keyakinan. Sedetik kemudian, sebuah tampilan video yang sebenarnya CCTV, muncul di layar monitor.

"Done!" Gebi berseru senang. Namun sayang sekali, raut wajahnya tetap datar seperti biasa. Hal itu membuat Aurora bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya Gebi ini manusia macam apa? Kenapa tidak ada ekspresinya sama sekali?!

"Lihat itu, Aurora!" Gebi berdecak. Gadis itu memutar bola matanya malas melihat kelemotan Ratunya.

Aurora mengerjap sebelum kemudian melakukan apa yang diperintahkan oleh Gebi. Netra bulatnya begitu fokus pada tayangan didepannya.

"Dia---" Aurora menggantungkan ucapannya. "Orang yang dilindungi Andra?" lanjutnya bertanya entah pada siapa.

Gebi mengangguk. Netranya menatap tajam layar monitor itu. "Dia satu sekolah sama Karissa. Lo tau itu, kan?"

"Ya. Tapi apa masalah dia sama gue?" Aurora bertanya heran. Dahinya mengkerut kebingungan. Ia cukup kaget saat tau kalau dalang dibalik ia yang hampir tertabrak saat itu, adalah dia. Untung ada Iqbal yang menyelamatkannya, coba kalau tidak?

"Ck, tolol."

Aurora melotot mendengar makian itu.

"Dia benci sama apapun penyebab kebahagiaan Andra. Dan lo, salah satu penyebab kebahagiaan itu." Gebi menjelaskan malas.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin