SEMBILAN

5K 283 30
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk ke kamar Sultan, melalui celah-celah gorden besar yang menutupi jendela kaca berukuran besar juga. Luasnya kamar Sultan, menyamai luasnya kamar hotel bintang lima. Di tengah-tengah ruangan ada kasur berukuran raja atau king size yang tentunya digunakan Sultan untuk tidur sekarang ini. Di sebelah sisi kanan dan kiri ranjang ada meja kayu panjang dan lebar atau semacam nakas. Lanjut di dinding atau lebih tepatnya di atas kasur terdapat hiasan dinding yang bentuknya sangat bagus. Jangan lupakan televisi berukuran besar dan tipis juga tersedia di kamar Sultan.

Sultan terusik karena seberkas sinar matahari tidak sengaja mengenai matanya sebelah kanan. Sultan membuka matanya lalu menoleh ke arah jendela, dan menyadari sekarang sudah pagi. Mengucek matanya sebentar lalu bangun dalam posisi duduk, Sultan menguap, menutupi mulutnya dengan tangan kanan.

Setelah itu, ia langsung meloncat dari atas kasur, berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Kamar mandi dan kamar tidurnya dibatasi oleh tembok. Sengaja Sultan membangun kamar mandi di kamarnya, supaya bisa bebas tanpa terganggu oleh orang lain. Ada dua kamar mandi di lantai bawah, itu khusus untuk asisten rumah tangga dan bodyguard atau kalau mau Sultan juga bisa mandi di lantai bawah, tapi jarang.

Sultan di kamar mandi hanya membersihkan wajahnya yang berminyak memakai sabun khusus untuk muka lalu membilasnya dengan air bersih. Kini muka Sultan sudah bersih, terlihat cerah dan tidak berminyak. Kemudian ia keluar kamar mandi. Saat akan membuka pintu kamar, mendadak langkahnya berhenti karena teringat tadi pagi belum salat subuh.

Sultan menepuk jidatnya, cepat-cepat melihat ke arah jam dinding. Tidak ada waktu untuk salat subuh karena sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Sultan menyesal dan merutuki kebodohannya yang malah enak-enakan tidur sampai pagi tanpa memikirkan salat subuh. Baru kali ini Sultan tidak salat subuh karena bangun kesiangan, biasanya dia rutin melaksanakan salat.

"Dasar Sultan! Bukannya salat subuh, lo malah enak-enakan tidur!! Nyesel gue!" ucap Sultan memarahi diri sendiri, lalu membuka pintu dan berjalan keluar kamar. Sultan besok tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Besok dia harus bisa bangun pagi-pagi untuk salat subuh.

Sultan menuruni tangga ke lantai dua. Di lantai dua, lebih tepatnya di ruang keluarga ada Totok dan Santoso yang berbincang-bincang. Sultan menghampiri, kedua bodyguard-nya itu berdiri tegap seperti sikap sempurna. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua, setiap pagi selalu di lantai dua untuk menunggu Sultan keluar kamar.

Totok langsung bertanya, "Ada apa Bos?" Totok memanggil Sultan 'bos', berbeda dengan Santoso yang memanggil Sultan dengan sebutan 'tuan'.

"Begini, nanti jam delapan atau jam sembilan gitu, saya pergi ke rumah Pak Hadi. Saya mau membicarakan tentang bisnis sama beliau. Kamu sama Santoso bisa kan pergi sama saya ke ke sana?" tanya Sultan dengan nada lemah lembut.

Totok dan Santoso menjawab dengan tegas, hampir bersamaan, "Tentu bisa Bos/Tuan! Kami selalu ada buat Bos/Tuan!"

Sultan tersenyum lalu berkata. "Wah kalian kompak banget ya? Hahah..." Diakhiri tertawa singkat. Totok dan Santoso ikut tertawa, tuan mereka memang suka bercanda.

"Ya sudah, kalian ikut saya ke ruang makan, buat sarapan. Jangan sampai kalian gak sarapan, nanti lemes," ucap Sultan sambil menunjuk ke arah bawah. Ruang makan ada di lantai satu, berdekatan dengan dapur.

Santoso dan Totok, tidak enak hati karena tuannya menyuruh mereka sarapan. Sebenarnya tidak ada salahnya, tapi sebagai bawahan mereka harus menghormati tuannya tersebut.

Santoso dan Totok saling bertatapan lalu Santoso tersenyum dan berkata. "Enggak Tuan. Tuan aja dulu yang sarapan, nanti saja saya sama Totok."

Sultan langsung tahu kedua bodyguardnya itu tidak enak hati. "Jangan sungkan, makan sama saya. Anggap saja, saya itu teman kalian," ucap Sultan dengan suara kalem.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now