EMPAT BELAS

3.3K 190 30
                                    

Susan teringat sesuatu lalu berucap, "Nak kamu kapan punya calon istri?"

Mendengar pertanyaan ibunya membuat Sultan terdiam. Ia bingung harus menjawab bagaimana. Sultan tidak menjawab, Susan berkata lagi, "Umur kamu kan udah dua puluh tujuh tahun, itu waktu yang sangat pas untuk menikah loh. Jangan sampai kamu menikah di umur tiga puluh tahun."

Sultan menghentikan mulutnya yang menguyah nasi, pikirannya melayang ke mana-mana dan tidak tahu apa yang harus dipikirkan untuk menjawab pertanyaan ibunya. Ucapan ibunya, membuatnya bingung dan tidak bisa berkata apa-apa. Memang benar, di umur dua puluh tujuh tahun adalah waktu yang sangat layak untuk menikah, tapi Sultan tidak mudah percaya terhadap perempuan. Sultan takut, jika nantinya menikahi perempuan yang salah dan mencintainya hanya karena hartanya yang melimpah, tidak benar-benar tulus mencintainya. Sultan menginginkan seorang perempuan yang tulus mencintainya dan tidak memandang harta.

Sultan menelan makanannya, lalu memberanikan diri untuk berargumen, "Tapi Buk, saya menginginkan istri yang tidak memandang harta. Di luaran sana, banyak sekali perempuan yang memandang harta dan tidak benar-benar tulus mencintai saya. Saya menginginkan wanita yang benar-benar tulus mencintai saya Buk."

Susan terpaku dan terdiam mendengar ucapan anaknya. Susan mengakui, ucapan anaknya memang benar. Zaman sekarang kebanyakan wanita memandang seorang pria dari hartanya. Sulit mencari wanita yang benar-benar tulus mencintai seorang pria. Tetapi Susan juga ingin menasihati anaknya, supaya tidak terlalu berpikir negatif tentang wanita yang hanya mencintainya karena harta. Susan berpikir, tidak semua wanita mencintai anaknya hanya karena harta anaknya yang begitu banyak, pasti ada wanita yang tulus mencintai anaknya.

"Sultan, ucapan kamu memang benar. Zaman sekarang memang banyak wanita yang seperti itu. Tapi apa kamu tidak memikirkan wanita yang benar-benar tulus mencintaimu? Ibu yakin, Nak. Di luar sana, juga banyak wanita yang benar-benar tulus mencintaimu. Jangan terlalu berpikir seperti itu, Nak. Jika kamu terus berpikir bahwa wanita mencintaimu hanya karena harta, Ibu takut kamu akan terus berpikir seperti itu dan nantinya kamu juga akan sulit mendapatkan wanita yang benar-benar tulus mencintaimu Nak. Dengar nasihat Ibu, jangan lihat wanita dari luarnya saja, tapi juga hatinya." Susan menghela napas panjang, ia sudah puas menasihati anaknya.

Sultan diam, memikirkan nasihat ibunya yang memang benar. Tidak semua wanita memandang pria dari hartanya, pasti ada wanita yang benar-benar tulus mencintai seorang pria, meski pun pria itu memiliki kekurangan. Sultan tersenyum, menemukan secercah harapan lalu berkata dengan nada semangat, "Buk, ucapan Ibu benar. Saya akan mencoba mendekati seorang wanita untuk mengetahui sifatnya. Jika wanita itu memang benar-benar tulus mencintai saya, saya akan langsung menikahinya. Tapi jika wanita itu, hanya mencintai saya karena harta, saya akan langsung putuskan!"

Seketika Susan merasakan kelegaan dan senang hati, mendengar ucapan anaknya yang sepertinya berubah pikiran. "Itu yang ibu harapkan Nak. Dekati satu wanita, cari tahu asal-usul keluarganya dan cari tahu sifatnya seperti apa. Jangan asal memilih wanita, kalau kamu tidak mau menyesal nantinya."

Sultan tersenyum dan mengangguk merespons ucapan ibunya. "Iya Buk!"

"Ibu harus cepet-cepet punya cucu. Sebelum Ibu tiada," ucap Susan tanpa sadar, membuat Sultan terkejut bukan main.

"Buk, jangan bilang begitu. Gak baik!" ucap Sultan dengan sedikit nada tinggi, menasihati ibunya.

Susan menutup mulutnya, ia tadi benar-benar tidak sadar berucap seperti itu. Ia geleng-geleng kepala lalu berkata, "Ya sudah, makanannya habiskan!" Susan menyuruh anaknya untuk kembali makan. Makanannya menjadi dingin karena tadi ditinggal mengobrol.

Sultan benar-benar kebingungan dengan sikap ibunya yang aneh dan sulit ditebak. "Ibu kenapa?" tanya Sultan khawatir jika ibunya sakit atau terkena sesuatu yang membuat sikapnya tadi berubah aneh.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now