SEMBILAN BELAS

2.9K 158 18
                                    

Sultan mengambil tisu yang tersedia di atas meja lalu mengusap bibirnya yang berminyak karena memakan nasi goreng. Ia sudah selesai makan, kini tinggal kopinya saja yang belum dia minum. Susan dan Lana juga selesai makan.

Sultan menyeruput kopinya secara perlahan-lahan. Merasakan kenikmatan yang ada di kopi itu membuatnya tidak bisa berhenti meminumnya.

"Alhamdulillah kenyang Pak," ucap Susan mengucap syukur merasakan perutnya kenyang.

"Iya, alhamdulillah Buk," sahut Lana.

Susan mengambil selembar tisu untuk membersihkan bibirnya dari sisa makanan, setelah itu meminum teh hangatnya. Lana juga melakukan hal yang sama seperti istrinya.

Setelah menghabiskan secangkir kopi, Sultan berniat ingin segera pulang. "Buk, Pak, ayo pulang! Udah jam setengah sembilan malam." Sultan melihat jam tangannya lalu kembali menatap wajah kedua orang tuanya.

Susan dan Lana mengangguk. "Iya sudah ayo Nak!" kata Susan lalu berdiri.

"Sebentar Buk. Aku bayar ke kasir dulu." Sultan berdiri. Baru saja dia berdiri, sebagain orang yang ada di dalam restoran langsung mengalihkan perhatian ke arahnya. Orang-orang itu tidak memerhatikan wajahnya, tapi memerhatikan baju putihnya yang bagian atasnya sedikit berwarna hitam, tadi terkena air kopi.

Sultan langsung tahu apa dilihat orang-orang itu, tapi ia tidak memedulikannya dan tetap percaya diri. Walaupun jujur sebenarnya ia malu dilihat terus oleh sebagian orang di dalam restoran ini. Sultan menganggap tidak ada yang melihatnya. Dengan percaya diri ia berjalan menuju ke arah kasir.

Sedangkan Susan dan Lana langsung keluar restoran. Mereka berdua masuk ke mobil dan menunggu Sultan yang masih membayar makanan di kasir.

Sultan sudah sampai di depan seorang pria yang bertugas sebagai kasir. Pria itu malah salah fokus ke bajunya. Sultan hanya tersenyum tipis saat pria itu menatapnya sambil mengerutkan kening. Seolah-olah pria itu kebingungan dan bertanya-tanya, penyebab baju Sultan bagian atasnya sedikit berwarna hitam.

"Mas, maaf. Itu bajunya terkena apa ya?" tanya pria itu sopan.

Sultan menjawab, tapi sedikit berbohong, tidak mengatakan pelayan tadi (Narulita) yang telah menumpahkan kopi. "Oh ini, tadi pas saya minum kopi. Saya tidak sengaja menumpahkannya, Mas."

Sultan tersenyum tipis. Ia sebenarnya menahan malu di depan pria itu. Pria yang bertugas sebagai kasir itu hanya mengangguk saja.

"Mas, tadi memesan makanan apa saja? Boleh disebutkan?" tanya pria itu kepada Sultan.

"Tadi saya pesan, nasi goreng spesial, soto ayam spesial sama bakso jumbo Mas," jawab Sultan menjelaskan.

Pria itu bertanya lagi, "Minumnya Mas?"

Sultan menjawab, "Minumnya, teh hangat tiga dan kopi satu."

"Iya Mas, sebentar saya total dulu jumlah pembayarannya." Pria itu berjalan mendekati laptopnya dan mulai menghitung jumlah pembayaran Sultan. Selesai menghitung, pria itu kembali menghadap Sultan.

"Jadi totalnya empat puluh delapan ribu Mas," ucap pria tersebut diakhiri senyuman tipis.

Sultan pun mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang lima puluh ribuan, lalu diberikannya kepada kasir di depannya.

Kasir itu menerima uang pembayaran dari Sultan lalu menyimpannya di dalam laci meja yang khusus digunakan untuk menyimpan uang. Pria itu mengambil selembar uang dua ribu untuk kembalian. "Mas ini uang kembaliannya, dua ribu," ucap pria itu.

Sultan berkata, "Enggak usah Mas, uang kembaliannya ambil saja. Ya sudah, saya keluar dulu."

Sultan tidak menerima uang kembaliannya, karena uang dua ribu bagi Sultan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan jumlah uangnya yang lain.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now