TIGA PULUH TUJUH

2.4K 116 12
                                    

Sesuai keinginan Narulita tadi, mengatakan ingin membeli buah stroberi. Sekarang Sultan dan Narulita sudah sampai di sebuah toko yang menjual berbagai macam buah. Walaupun sudah malam, toko buah itu masih dikunjungi banyak pembeli.

Sultan menoleh ke samping, mendapati Narulita yang duduk di sebelahnya sedang menatap lurus ke arah depan. Sepertinya Narulita sedang melihat orang-orang yang keluar-masuk ke toko buah itu.

Sultan melepas sabuk pengaman. "Ayo keluar!" ajak Sultan kepada Narulita.

Narulita langsung mengerjap dan menolehkan kepalanya ke samping kanan. "Iya, Mas," jawabnya hampir gelagapan. Kemudian ia melepas sabuk pengamannya.

Sultan pun membuka pintu mobilnya lalu keluar, setengah berlari mendekati pintu mobil yang di sebelah tempat duduk Narulita. Sultan membukakan pintu mobil untuk Narulita.

Sultan mengulurkan tangan di hadapan kekasihnya itu. Narulita tersenyum malu-malu ketika Sultan bertindak, membantunya keluar dari mobil.

Narulita menggenggam telapak tangan pemuda itu lalu keluar mobil dengan hati-hati. Sekarang Narulita sudah keluar mobil, Sultan kembali menutup pintu mobilnya. Kemudian mereka melangkah masuk ke toko buah itu. Di dalam toko ternyata masih banyak pembeli yang sedang memilih-milih buah.

Sultan langsung mengajak Narulita ke penjualnya. Sampai di hadapan penjual pria itu, Sultan bertanya, "Pak. Di sini jual buah stroberi?"

Pria itu mengangguk mantap. "Oh ada. Mas mau beli stroberi?"

"Iya Pak," jawab Sultan menganggukkan kepalanya.

"Berapa kilo, Mas?" tanya pria itu.

Sultan berpikir sebentar belum ada tiga detik langsung menjawab, "Satu kilo."

Narulita di sebelah Sultan hanya diam saja sambil memerhatikan orang-orang yang ada di dalam toko.

Penjual pria itu kemudian mengambil buah stroberi yang ada di wadah sebelahnya. Lalu menimbangnya. Setelah itu buah stroberi sebanyak satu kilo itu dibungkus kantong plastik, lalu diberikannya kepada Sultan. "Ini Mas!"

Sultan menerima kantong plastik berisi buah stroberi itu. "Berapa harganya, Pak?"

"Tiga puluh delapan ribu, Mas," jawab pria itu disertai anggukan kepala.

Sultan mengeluarkan dompetnya lalu mengambil uang lima puluh ribuan, diberikan kepada pria itu. "Ini, Pak."

Pria itu menerima uang pembayaran dari Sultan, lalu memberikan uang dua belas ribu untuk kembalian. "Ini Mas kembalinya."

Sultan menerima uang kembaliannya dan mengangguk. "Terimakasih, Pak."

Pria itu menjawab, "Iya, terimakasih."

Kemudian Sultan menggandeng tangan Narulita. "Ayo keluar!" kata Sultan. Narulita mengangguk. Mereka berjalan bersama keluar toko, mendekati mobil Sultan yang terparkir di pinggir jalan, tepat di depan toko buah itu.

Keduanya masuk ke mobil. Sultan duduk di kursi depan kemudi, sementara Narulita duduk di kursi samping Sultan. Sultan menjalankan mobilnya menuju ke arah Timur.

...o0o...

Satu jam di perjalanan, akhirnya Sultan dan Narulita sudah sampai di rumah Narulita. Sultan mematikan mesin mobilnya. Bertepatan dengan itu, Ade berjalan terburu-buru keluar rumah.

Ade lega sekali, karena kakaknya sudah pulang. Tadi saat ditinggal kakaknya, ia terpaksa sendirian di rumah. Menonton televisi adalah cara satu-satunya supaya ia tidak takut sendirian.

Narulita mengambil sebuket bunga pemberian Sultan yang ia taruh di kursi belakangnya. "Mas, makasih udah dikasih bunga ini. Aku suka banget," ucap Narulita sambil menghirup aroma wangi bunga itu.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now