TIGA PULUH SATU

2.7K 134 6
                                    

Pagi ini tepat menunjukkan pukul setengah delapan pagi, Sultan akan menginterviu atau mewawancarai dua orang yang menerima tawaran pekerjaan di rumahnya menjadi satpam. Sultan harus memastikan dulu, mereka benar-benar berniat kerja di rumahnya atau tidak? Jangan asal langsung memperkerjakan orang kalau nantinya tidak mau menyesal.

Setelah merapikan rambut dan pakaiannya, Sultan berjalan keluar kamar menuruni tangga ke lantai dua, berlanjut ke lantai satu. Ia langsung menuju ke ruang tamu. Dua orang yang akan dia interviu, sekarang ada di ruang tamu.

Sultan duduk di kursi sofa, berhadapan dengan dua orang pria yang berbeda usia itu. Pria yang duduk di sebelah kanan terlihat muda, pria satunya lagi terlihat tua mungkin seusia Pak Dodik. Jika Sultan perhatikan lagi, sepertinya usia kedua pria itu lebih tua daripada usianya.

Sultan pun memulai obrolan ringan. Dimulai dari memperkenalkan dirinya, "Sebelumnya, perkenalkan nama saya Sultan Aditama Ngadiman. Mas dan Bapak, panggil saya Sultan saja. Silahkan, perkenalkan dirinya, Mas!" Sultan menunjuk pria yang lebih muda.

Pria muda itu tersenyum lalu mengatur napas dan mulai memperkenalkan diri, "Nama saya Aditya Pratama. Mas Sultan boleh memanggil saya Adit atau Tama."

Sultan mengangguk lalu menjabat tangan pria muda itu yang bernama Adit, sebagai bentuk perkenalan. "Salam kenal, Mas Adit," ucap Sultan. Adit mengangguk sambil tersenyum, kemudian mereka melepas jabatan tangan.

Sekarang giliran pria yang lebih tua memperkenalkan diri, "Saya Tomo Utomo. Nak Sultan panggil saya Pak Tomo saja." Pria tua itu kemudian menjabat tangan Sultan.

"Salam kenal, Pak," ucap Sultan.

Pak Tomo mengangguk. "Iya Nak Sultan." Kemudian mereka melepas jabatan tangannya. Pak Tomo memanggil Sultan 'Nak', karena umur Sultan jauh lebih muda daripada dirinya.

Sultan melanjutkan acara interview-nya. Pertama Sultan akan menginterviu atau mewawancarai Adit. Pak Tomo disuruh menunggu di luar rumah, karena acara interviu bersifat rahasia. Tidak boleh ada yang mengetahui selain Sultan.

Adit pun mulai menjelaskan bahwa ia berniat bekerja di rumah Sultan, supaya bisa mencukupi kebutuhan anak dan istrinya. Sudah lama Adit tidak bekerja menjadi satpam, terakhir dia bekerja menjadi satpam di sebuah bank dua tahun yang lalu. Bersyukurnya sekarang ia mendapat tawaran pekerjaan menjadi satpam di rumah Sultan, tentunya Adit tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini yang mungkin tidak akan datang dua kali.

Setelah Adit menjelaskan kehidupannya seperti apa. Sultan pun bertanya, apakah Adit benar-benar berniat kerja di rumahnya? Jawabannya 'iya'. Adit harus benar-benar berniat bekerja di rumah Sultan. Mengingat jika anak dan istrinya butuh biaya hidup. Kalau Adit tidak bekerja, siapa yang membiayai anak dan istrinya? Adit sebagai kepala rumah tangga harus bertanggung jawab membiayai kebutuhan istri dan anaknya sehari-hari. Adit sekarang sudah berusia tiga puluh tahun, dua tahun lebih tua dari usia Sultan.

Acara menginterviu Adit pun sudah selesai, kini Adit sudah resmi menjadi satpam di rumah Sultan. Saran Sultan, Adit mulai bekerja esok hari saja, tapi kalau Adit ingin bekerja sekarang juga tidak apa-apa. Itu terserah Adit, Sultan tidak ada hak untuk memaksa.

Sultan menyuruh Adit keluar ruangan, kemudian menyuruh Pak Tomo masuk ke ruang tamu. Sekarang giliran Pak Tomo yang diwawancarai oleh Sultan. Selama interviu, Pak Tomo terlihat gugup dan kurang percaya diri. Bahkan saking gugup dan canggungnya, ia sampai mengeluarkan keringat dingin, tubuhnya sedikit gemetaran. Maklum saja, Pak Tomo sama sekali belum pernah melakukan interviu seperti ini.

Sultan tahu, Pak Tomo terlihat gugup, maka ia memelankan intonasi suaranya dan berkata dengan suara lemah lembut supaya Pak Tomo tidak canggung. Pak Tomo mulai terlihat tenang, lalu dengan percaya diri ia menjelaskan tujuannya bekerja di rumah Sultan. Sama seperti Adit, Pak Tomo ingin bekerja menjadi satpam karena harus membiayai anak dan istrinya. Sebelumnya Pak Tomo bekerja menjadi buruh tani di desa dengan penghasilan yang tidak seberapa, bisa dibilang sedikit, seharinya mendapat seratus ribu saja. Sekarang Pak Tomo benar-benar bersyukur mendapatkan pekerjaan di rumah Sultan.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now