LIMA PULUH DUA

3.1K 107 18
                                    

📌Play Music : Into Your Arms - Ava Max.

.
.
.

Setelah mengunci pintu dan mematikan lampu kamar, Sultan kembali mencium dan melumat bibir istrinya yang ranum. Lalu keduanya sama-sama saling mendesah, menikmati permainan yang penuh dengan kenikmatan tak biasa tersebut. Mereka melepas ciumannya ketika dirasa puas.

"Sayang, malam ini sudah waktunya," ucap Sultan seraya membantu membuka semua pakaian yang dikenakan Narulita.

Awalnya Narulita akan memberontak saat Sultan bertindak melucuti pakaiannya satu persatu, tapi karena dia sadar bahwa Sultan adalah suaminya, Narulita pun memilih pasrah. Karena satu hal yang harus diingat, tidak menuruti kemauan suami dapat mendatangkan dosa.

"I-iya Mas," jawab Narulita gugup. Jantungnya berdegup dua kali lipat dari biasanya.

"Istriku, kamu sangat menggoda," ucap Sultan parau dan lirih seraya mendorong sedikit demi sedikit tubuh  istrinya hingga terbaring di atas kasur berukuran king size itu.

Pria itu cepat-cepat melepas bajunya dan melemparkannya ke sembarang arah. Dalam keadaan remang-remang—hanya lampu tidur yang menyala—Narulita mengeluarkan keringat dingin dan tertegun di atas ranjang, melihat suaminya yang tampan dan begitu gagah. Dada bidang serta otot perut suaminya yang terpahat dengan sempurna, membuat wanita itu tidak bisa mengalihkan pandangan. Kemudian Narulita menutup mata, tak sanggup melihat tubuh gagah suaminya lebih lama.

Sultan tersenyum tipis. Semakin berhasrat mengamati tubuh istrinya yang terbaring polos tanpa memakai sehelai benang pun.

Oh, yang benar saja. Buah dada istrinya terlihat ranum dan sangat menggoda. Seakan melambai-lambai ingin disentuh. Kulit putih polos, lembut, dan kencang benar-benar membuat Sultan ingin mendaratkan bibirnya pada setiap permukaan kulit istrinya. Serta wajah polos istrinya yang cantik dan mempesona, benar-benar membuatnya tak kuasa menahan gairahnya. Dan sesuatu di bawah tubuhnya sudah menegang seketika.

"Istriku, apa kamu siap melakukan ini?" tanya Sultan dengan hati-hati. Narulita mengangguk singkat.

Sultan tampak ragu. Namun hasratnya sudah memengaruhinya. Karena ia butuh pelepasan malam ini. Mau tidak mau ia memutuskan untuk melanjutkan apa yang ingin ia lakukan. Toh, Narulita sudah sah menjadi istrinya dan dia berhak mendapatkan haknya untuk menggauli istrinya. Sebelum itu, Sultan membaca niat dalam hati dan perlahan-lahan menindih tubuh Narulita dengan bibir terus mencumbu setiap inci leher jenjang Narulita.

"Dengar, aku baru pertama kali melakukan ini. Tenang sayang, aku akan bersikap baik," bisik Sultan tepat di telinga Narulita.

Narulita yang terlampau sangat bernafsu tidak memedulikan ucapan suaminya. Baginya, rasa aneh yang dirasakannya saat ini yang paling utama, atau mungkin karena pengaruh dari hawa nafsunya. Ia kemudian mengangkat wajah suaminya yang berada di lekukan lehernya. Lalu menatap mata coklat suaminya itu dengan tatapan penuh hasrat. "Lakukan semau mu, Mas," ucap Narulita pelan.

Belum sempat Sultan menjawab, Narulita sudah terlebih dahulu membungkam bibirnya. Membuat Sultan terkejut. Narulita terlampau agresif saat hawa nafsu mulai menguasai pikirannya.

Sultan tidak ingin terlalu lama. Karena area bawahnya sudah sangat nyeri dan ingin meledak mendapat perlakuan agresif istrinya.

Narulita kini telah menempelkan pusat dirinya pada bukti gairah Sultan. Lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya seolah menggoda. Membuat Sultan semakin tergoda dan ingin meledak saat itu juga.

Secepat kilat Sultan melucuti celana pendeknya dan kembali menindih tubuh Narulita yang sejak tadi sudah polos tanpa sehelai benang. Ia kemudian memposisikan diri, mencoba memasuki tubuh istrinya dan menyatu. Namun sangat sulit, mengingat istrinya masih perawan.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin