DUA PULUH LIMA

3.1K 152 10
                                    

Ade dan Desi sudah sampai di restoran Pak Hartono. Sesuai tujuan mereka berdua yaitu ingin memastikan, apakah Narulita sudah pulang atau belum? Ade turun dari jok belakang motor, sementara Desi masih duduk di atas motor dengan kedua kaki sebagai penyangga motornya. Setelah itu Desi turun lalu menjagang sepeda motornya supaya tidak ambruk.

Ade dan Desi berjalan memasuki restoran, disambut oleh seorang resepsionis wanita. Resepsionis itu berjalan mendekati Ade dan Desi, berniat ingin menunjukkan tempat duduk kepada Ade dan Desi. Tetapi Ade dan Desi menolak, karena alasan mereka datang ke restoran Pak Hartono hanya ingin mencari Narulita yang tidak kunjung pulang.

"Mbak, tujuan saya datang ke sini, untuk mencari seorang pelayan, namanya Narulita. Mbak kenal Narulita kan?" Desi menjelaskan sekaligus bertanya kepada resepsionis wanita itu yang berdiri di depannya.

Wanita itu sepertinya berpikir sebentar. Dia tidak terlalu mengenal Narulita, tapi ia hapal wajah Narulita seperti apa. "Oh Mbak Narulita?" tanya wanita itu memastikan.

"Ah iya Mbak itu," jawab Desi.

"Memangnya Mbak ada keperluan apa sama Mbak Narulita?" tanya wanita sopan.

Desi menjelaskan panjang lebar, "Jadi begini, Mbak. Narulita seharusnya sudah pulang dari jam sepuluh tadi. Nah tapi Mbak, sampai sekarang jam satu malam, Narulita belum pulang. Sudah saya telpon berkali-kali juga loh Mbak, tapi ya gitu, enggak direspons. Nah tujuan saya datang ke sini hanya untuk memastikan apakah Narulita sudah pulang atau belum? Adiknya ini khawatir banget loh Mbak, Kakaknya belum pulang juga." Desi menyentuh pundak Ade berdiri di sebelahnya. Wanita itu melihat Ade sebentar lalu kembali menatap wajah Desi.

"Memang bener Mbak, Mbak Narulita kerjanya sampai jam sepuluh malam. Tadi saya melihat Mbak Narulita memang sudah pulang. Tapi kalau masalah itu saya tidak tahu pasti, Mbak. Yang saya tahu, Mbak Narulita tadi sudah pulang kerja." Wanita itu menjelaskan sesuai kenyataan dan tidak dibuat-buat.

Ade kurang puas, nelangsa, kecewa dan sedih setelah mendengar jawaban dari wanita itu. Kalau memang kakaknya sudah pulang dari bekerja, lalu kenapa tidak pulang ke rumah? Apakah memang benar, Narulita kecelakaan di jalanan? Pikir Ade. Desi juga kurang puas dengan jawaban wanita itu, tapi ia percaya kalau Narulita sudah pulang.

"Oh gitu Mbak. Tapi saya bingung nih, Mbak. Adiknya ini loh, tadi nangis gara-gara Kakaknya belum pulang. Saya bantu dia buat nyari Kakaknya, Mbak. Kasihan adiknya ini," ucap Desi sambil mengusap-usap pundak Ade yang bergetar, mungkin Ade saat ini menangis dalam hatinya.

"Iya maaf, Mbak. Untuk masalah itu saya enggak bisa bantu, maaf sekali, Mbak. Saya tadi hanya mengetahui, Mbak Narulita sudah pulang kerja. Sekali lagi, maaf ya Mbak!" Wanita itu tidak bisa membantu permasalahan yang dihadapi oleh Desi dan Ade. Ia hanya bisa membantu jika ada masalah di restoran, kalau masalah di luar restoran ia tidak dapat membantu. Setahunya tadi Narulita memang sudah pulang bekerja. Hanya saja untuk masalah belum pulang ke rumah, wanita itu tidak tahu. Ia meminta maaf kepada Desi karena tidak bisa membantu.

Desi mengembuskan napas berat. Kalau sudah begini susah jadinya. Karena hal ini Desi sampai berpikir, sebenarnya Narulita ada masalah apa sampai-sampai tidak pulang ke rumah? Apakah dia sudah bosan mengurus adiknya? Apakah Narulita bosan hidup? Apakah Narulita tidak ingin membiayai sekolah Ade? Ah membingungkan sekali. Desi langsung mengenyahkan pikiran tidak masuk akalnya itu dan kembali berpikir normal.

"Iya Mbak gak apa-apa, ya sudah saya cari di tempat lain aja kalau gitu. Permisi Mbak." Desi keluar restoran diikuti oleh Ade. Resepsionis wanita itu hanya mengangguk lalu kembali ke meja kerjanya.

Ade benar-benar ingin menangis lagi, gara-gara memikirkan kakaknya yang tidak kunjung pulang. Ade bingung, ingin marah, ingin menangis dan hatinya gelisah menjadi satu, menciptakan perasaan yang campur aduk. Desi juga sama seperti Ade. Sebagai sahabat, Desi tentu saja khawatir terhadap Narulita. Ia bingung, sebenarnya Narulita pergi ke mana sampai-sampai tidak pulang ke rumah?

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang