LIMA PULUH

3K 102 0
                                    

Narulita menatap pantulan dirinya di cermin besar yang terpajang di hadapannya. Melihat penampilannya sekarang rasanya sangat bahagia dan bersyukur karena sebentar lagi ia akan melaksanakan ijab kabul dengan Sultan. Kebaya modern berwarna coklat muda melekat di tubuh rampingnya, bahkan sang perias pengantin pangling melihat penampilan Narulita yang terlihat sangat anggun dan menawan.

"Mbak, beruntung sekali calon suami Mbak, dapat istri seperti Anda. Cantik sekali," puji perias wanita itu sambil sesekali memoleskan mekap di wajah cantik Narulita.

Perias pengantin itu terus-menerus membicarakan betapa beruntungnya pengantin pria mendapatkan istri seperti Narulita.

Mendengar hal itu Narulita tersenyum bahagia, mengingat sebentar lagi dia akan menjadi istri sah Sultan. Sejujurnya Narulita tidak menyangka bahwa Sultan memilihnya untuk dijadikan istri. Padahal banyak sekali wanita yang jauh lebih sempurna daripada dirinya. Sultan sebenarnya bisa saja mendapatkan wanita yang kedudukannya lebih tinggi daripada dirinya, mengingat pria itu juga memiliki kekayaan yang berlimpah. Tetapi sepertinya Tuhan memang sudah menentukan, Sultan sebagai jodohnya.

"Nah sekarang sudah selesai Mbak," ucap perias wanita itu merasa lega sudah mendandani Narulita dengan sebaik mungkin.

Sekarang Narulita jauh lebih cantik daripada sebelumnya. Perias itu berdecak kagum, puas dengan hasil riasannya yang terlukis indah di wajah Narulita.

"Mbak, silahkan berdiri. Acara ijab kabulnya sebentar lagi dimulai. Mbak siap-siap ya," ucap perias itu lemah lembut sambil membereskan alat-alat mekapnya.

Narulita mengangguk kemudian berdiri. Lalu menggenggam tangan Ade kuat agar adiknya itu mentransferkan sedikit energinya, Ade mengangguk pelan berusaha meyakinkan kakaknya yang sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul bersama Sultan.

"Kak, kamu harus yakin. Jangan ragu ya?" ucap Ade sambil menggenggam erat tangan kakaknya yang bergetar.

"Iya Dek. Aku sebenarnya enggak nyangka, Mas Sultan bener-bener mau nikah sama aku," ucap Narulita.

"Iya, Kak. Ayo ke depan. Mas Sultan nunggu Kakak loh," kata Ade pelan lalu menuntun langkah kakaknya menuju ke ruangan utama KUA yang digunakan untuk melaksanakan ijab kabul.

Baru keluar dari ruangan rias pengantin, Narulita dan Ade sudah mendapati banyaknya tamu undangan yang sedang duduk, melihatnya dengan terkagum-kagum. Pandangan Narulita sepenuhnya tertuju kepada calon suaminya yang sudah duduk di depan penghulu. Seolah-olah tidak sabar ingin segera melaksanakan ijab kabul.

Sultan tersenyum melihat Narulita yang berpenampilan sangat rapi, cantik dan mempesona. Wajah Narulita dirias begitu sempurna, bahkan pria itu hampir tidak mengenali wajah Narulita. Seperti melihat wanita lain. Tidak terkecuali Susan dan Lana, kedua orang tua itu sangat bahagia mengamati calon istri anaknya yang begitu cantik nan menawan.

"Pak, calon istrinya Sultan, cantik banget. Sultan gak salah pilih wanita," ucap Susan berbisik di samping telinga suaminya.

Lana mengangguk pelan. "Iya Buk, cantik sekali. Kayak Ibuk pas masih muda dulu," ucap Lana sengaja menggoda istrinya.

Susan malu lalu mencubit pelan paha suaminya. "Bapak, bisa aja sih."

Lana terkikik saja mengamati ekspresi wajah istrinya yang menurutnya lucu.

..o0o...

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Sultan Aditama Ngadiman bin Maulana Yusuf Ngadiman dengan Ananda Narulita dengan maskawin seperangkat alat salat dan uang tunai sebesar lima ratus juta, dibayar tunai!" ucap penghulu itu dengan suara lantang dan keras memenuhi ruangan KUA. Tangannya menjabat erat tangan Sultan yang duduk di hadapannya.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now