DUA PULUH SATU

2.9K 140 1
                                    

Sultan masuk ke kamar, berjalan mendekati meja, di atasnya ada laptopnya yang masih menyala, tadi dia memang lupa mematikan laptop. Untung baterai laptopnya tidak gampang habis, walaupun dibiarkan menyala terlalu lama. Sultan duduk di kursi lalu mulai mengetik. Tangannya bergerak lincah di atas keyboard seperti sudah terbiasa mengetik.

Satu jam kemudian, akhirnya Sultan sudah selesai mengetik tentang pekerjaan di laptopnya. Mulutnya menguap lebar karena mengantuk, tapi Sultan langsung sadar bahwa hari ini pekerjaannya masih banyak, jadi dia tidak boleh sampai mengantuk lalu tidur. Cara satu-satunya agar sedikit mengurangi rasa kantuk adalah meminum kopi. Sultan berdiri lalu berjalan keluar kamar, menuju ke dapur untuk membuat kopi.

Lima menit kemudian, Sultan kembali ke kamar dengan membawa secangkir kopi buatannya sendiri. Tadi Bi Sari ingin membuatkan kopi untuknya, tapi Sultan langsung menolak dan memilih untuk membuat kopi sendiri. Sultan duduk di kursi, depan meja yang di atasnya ada laptopnya yang masih menyala. Layar laptop itu menampilkan banyak deretan kalimat. Sultan membaca ulang hasil ketikannya untuk memastikan tidak ada tulisan yang salah. Setelah yakin tidak ada yang typo atau salah ketik, Sultan pun menyimpan data pekerjaannya itu ke flashdisk lalu mematikan laptopnya.

Sekarang Sultan bersiap-siap berangkat ke kantornya dan melaksanakan rapat bersama beberapa karyawannya untuk membicarakan mengenai toko berliannya yang akan buka cabang di suatu daerah. Sultan harus membicarakan ini kepada karyawannya dulu, supaya karyawannya tahu kalau ia akan membuka toko cabang, sekaligus nanti ia juga akan meminta pendapat kepada karyawannya.

Sultan menghabiskan secangkir kopinya dalam beberapa kali teguk lalu meletakkan cangkir kosong itu ke atas meja. Sultan pun berjalan ke lemari lalu membukanya, memilih pakaian yang cocok untuk digunakan pergi ke kantornya. Pilihan Sultan jatuh pada baju kemeja lengan panjang berwarna abu-abu gelap dan celana hitam panjang. Setelah itu Sultan melepas bajunya dan beralih memakai kemejanya, berlanjut memakai celana panjang. Sekarang ia sudah selesai berpakaian rapi dan siap berangkat ke kantornya. Karena Santoso dan Totok masih mencari orang untuk ditawarkan kerja di rumahnya, Sultan terpaksa tidak membutuhkan bodyguard.

Sultan mengambil tas laptopnya lalu memasukkan laptopnya ke dalam tas tersebut, setelah itu ia keluar kamar, tidak lupa mengunci pintu kamarnya. Ia berjalan menuruni anak tangga menuju ke lantai dua berlanjut ke lantai satu. Sampai di lantai satu, Sultan langsung mencari keberadaan Pak Dodik selaku sopir pribadinya. Sultan yakin, pasti Pak Dodik sekarang ada di garasi.

Sultan berjalan ke belakang menuju ke garasinya. Ia membuka pintu garasi dan benar saja, Pak Dodik ada di garasi sedang menyapu lantai yang kotor. Pak Dodik menghentikan aktivitas menyapunya setelah mengetahui keberadaan Sultan di ambang pintu.

Pak Dodik bertanya, "Ada apa, Tuan muda datang ke sini?"

Sultan menjawab langsung ke intinya, "Pak, bisa tolong antarkan saya ke kantor? Hari ini, saya ada rapat di kantor."

Pak Dodik mengangguk yakin. "Oh bisa Tuan. Sebentar saya ganti baju dulu. Tuan muda, tunggu saja di mobil."

Setelah berucap, Pak Dodik pun segera masuk ke rumah dan menuju ke kamarnya untuk berganti baju. Sultan berjalan mendekati mobilnya yang berwarna putih lalu masuk. Mobil Sultan ada dua, satunya berwarna putih dan satunya lagi warna hitam. Masing-masing mobil memiliki kelebihan tersendiri, tapi Sultan lebih suka memakai mobilnya yang berwarna putih.

Tidak lama menunggu, akhirnya Pak Dodik kembali ke garasi dan langsung membuka pintu garasi menggunakan sebuah alat seperti remote control. Setelah itu ia masuk ke mobil warna putih dan duduk di kursi kemudi. Sedangkan Sultan duduk di kursi belakang.

Pak Dodik menjalankan mobil itu keluar garasi dengan hati-hati. Sekarang mobil itu sudah ada di luar garasi. Pak Dodik tidak perlu menutup pintu garasi, karena pintu garasi bisa menutup sendiri secara otomatis. Ada alat atau mesin di pintu garasi itu sehingga bisa menutup sendiri, tanpa perlu susah-susah menutupnya lagi. Pak Dodik menjalankan mobil itu keluar pelataran rumah, menuju ke jalan beraspal yang ada di depan sana, sedikit jauh dari rumah tuannya.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Where stories live. Discover now