EMPAT PULUH LIMA

2.3K 95 3
                                    

Jam setengah satu siang. Sultan, Narulita, dan Ade keluar mal dengan membawa barang belanjaan yang jumlahnya lumayan banyak. Terutama Ade, gadis itu membawa dua goodie bag besar yang masing-masing berisi baju dan celana berjumlah sepuluh helai. Jadi jika ditotal ada dua puluh baju dan celana yang gadis itu beli. Harganya mahal-mahal pula. Untung saja Sultan membawa uang cukup banyak dan beberapa ATM, sehingga tidak sampai kehabisan uang.

Saat tadi masih di dalam mal, Narulita sempat memarahi adiknya itu, tapi Sultan menyuruh Narulita untuk diam agar tidak memarahi adiknya. Sultan tidak masalah meskipun Ade membeli banyak pakaian, yang penting bagi Sultan adalah adiknya Narulita itu merasa senang, dan mungkin baru pertama kali ini Ade membeli pakaian dalam jumlah banyak. Sedangkan Narulita hanya membeli lima baju dan celana, totalnya ada sepuluh pakaian yang ia beli.

Sultan, Narulita, dan Ade sekarang sudah masuk ke mobil. Setelah itu Sultan pun menjalankan mobilnya keluar area parkiran di depan mal. Di perjalanan, Sultan dan Narulita mengobrol santai. Sedangkan Ade yang duduk di kursi belakang hanya diam saja sambil melihat ke luar mobil, lebih tepatnya sedang mengamati kendaran yang berlalu-lalang di jalan raya.

"Mas, makasih banget loh aku sama Ade udah kamu dibeliin baju dan kue," ucap Narulita yang duduk di sebelah Sultan sambil menenteng dua paper bag besar berisi beberapa roti dan pakaian. Sedangkan Sultan tidak membawa barang belanjaan apa-apa, hanya membawa hape, beberapa ATM, dan dompet tebal yang berisi banyak uang di saku celananya.

"Iya sama-sama," jawab Sultan diakhiri senyuman. Ia kembali berkata, "Sekarang mau jalan-jalan ke mana?"

"Enggak usah jalan-jalan lagi deh Mas, nanti uang kamu habis loh," ucap Narulita sangat khawatir uang Sultan menipis jika digunakan untuk jalan-jalan ke tempat lain.

Sultan tertawa singkat. "Hahaha." Membuat Narulita mengerutkan keningnya karena bingung. Kemudian Sultan kembali berkata, "Kamu enggak perlu khawatir. Uangku enggak bakal habis. Tenang saja."

"Ya sudah, sekarang aku mau ngajak kamu nonton bioskop. Mau kan?" tanya Sultan, sedikit menolehkan kepalanya ke samping kiri. Kembali lagi mengamati jalanan di depannya.

Narulita ragu-ragu akan menjawab 'iya'. Sehingga memilih untuk diam saja. Sultan tersenyum tipis. Kedua tangannya masih memegang setir mobil. "Gimana? Mau enggak? Mumpung ada kesempatan buat kamu nonton bioskop loh," ucap Sultan.

"Gimana ya Mas. Aku sebenarnya—." Belum sempat mengatakan lebih lengkap, Sultan memotong ucapan Narulita, "Sebenarnya mau?"

Narulita mendengus kesal, lalu memukul lengan kiri tangan Sultan. "Ih Mas Sultan, aku kan belum ngomong." Narulita bersedekap tangan di dada sambil mengerucutkan bibirnya seperti cemberut.

Sultan tertawa melihat tingkah kekasihnya yang lucu kalau sedang ngambek. Ingin sekali mencubit pipi kekasihnya itu. "Hahaha, iya-iya, jangan ngambek dong. Kalau ngambek entar cantiknya ilang loh." Refleks Sultan langsung mencubit pelan pipi kanan Narulita.

Hal itu membuat Narulita semakin kesal. "Ih tuh kan, kamu mah sukanya gitu. Cubit-cubit pipi, sembarangan!" Narulita sebenarnya hanya pura-pura ngambek untuk menutupi rasa malunya.

Sultan hanya tertawa melihat tingkah Narulita. Kedua sejoli itu pun bercanda bersama sampai tidak menyadari ada Ade di belakang mereka.

Ade hanya bisa terbengong melihat kakaknya dan Sultan yang bercanda bersama di depannya. Sungguh mengeneskan nasib jomblo sepertinya. Ade rasanya ingin sekali cepat-cepat mempunyai pacar, supaya ia bisa seperti kakaknya. Bisa bercanda dan tertawa bersama orang terkasih.

"Ya ampun, kapan ya gue punya pacar kayak Mas Sultan. Udah kaya, ganteng, suka bercanda, perhatian pula, hmmm," ucap Ade sangat lirih, bisa dikatakan seperti bergumam.

Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin